TIMES MALANG, BLITAR – Jelang peringatan 1 Suro dan Suran Agung 2025, Kapolres Blitar AKBP Arif Fazlurrahman menyerukan pentingnya kebersamaan dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Dalam Rapat Koordinasi Pengamanan 1 Suro yang digelar Senin (23/6/2025), Arif mengangkat satu pesan moral yang menjadi benang merah dalam seluruh arahannya: setiap orang bertanggung jawab atas lingkungan dan ketertiban di sekitarnya.
“كلكم راعٍ وكلكم مسؤولٌ عن رعيته,” kutip Arif dalam bahasa Arab yang fasih. “Artinya, setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya,” lanjutnya, menirukan pesan dari KH. Gus Muwafiq yang sempat ia dengar dan pegang teguh dalam menjalankan tuga.
Menurut Kapolres, momen 1 Suro bukan sekadar peringatan kalender Jawa, melainkan momen spiritual dan budaya yang seharusnya menjadi penguat persaudaraan, bukan ajang euforia berlebihan atau demonstrasi kekuatan oleh sebagian pihak.
“Kita ingin kegiatan seperti ini menghidupkan kearifan lokal, membangkitkan sektor pariwisata, bukan malah memunculkan mudarat atau keresahan. Jangan biasakan kebiasaan yang belum tentu baik,” ujar Arif tegas.
Ia mengingatkan bahwa kondisi global dan nasional saat ini sedang tidak stabil. Perang yang masih berlangsung di Timur Tengah berdampak besar terhadap ekonomi dunia, dan tren kriminalitas di Indonesia juga menunjukkan peningkatan, terutama setelah momen Lebaran lalu.
“Dinamika global dan perkembangan nasional menunjukkan bahwa situasi tidak baik-baik saja. Kita bersyukur masih di Indonesia, bukan di Timur Tengah. Tapi dampaknya tetap kita rasakan,” ungkapnya.
Arif membeberkan bahwa saat ini terdapat 7 perkara yang sedang ditangani Polres Blitar, dengan 25 tersangka, di mana 14 di antaranya masih dalam penahanan.
“Ini data riil. Dan saya tidak ingin angka itu bertambah. Kita harus punya komitmen agar tidak ada lagi penyusup dari oknum tak bertanggung jawab, termasuk dari perguruan silat,” ujarnya.
Menurutnya, masyarakat juga sudah semakin sadar dan mendukung upaya kepolisian dalam menekan potensi keributan yang kerap terjadi dalam momen-momen seperti 1 Suro dan Suran Agung.
Oleh karena itu, Arif mengajak semua pihak kembali pada ruh kegiatan ini: persatuan, bukan permusuhan.
Ia kembali menegaskan komitmen kepolisian Blitar Raya yang tidak akan ragu bertindak tegas.
“Polres Blitar Raya ini tegas. Maklumat Kapolda kemarin mari kita pedomani bersama. Tidak boleh lagi ada euforia yang berlebihan," katanya.
Tak hanya itu, Arif juga menyampaikan pesan Nabi SAW dalam hadis lain sebagai pengingat pentingnya mencegah kemungkaran sejak awal:
فَإِذَا رَأَيْتَ مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَٰلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ
“Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tanganmu. Jika tidak mampu, ubahlah dengan lisanmu. Jika masih tidak mampu, maka dengan hatimu. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman.”
Pesan ini, menurut Arif, bukan hanya berlaku bagi para ulama dan pemimpin, tapi juga masyarakat umum yang melihat potensi kericuhan atau pelanggaran hukum.
“Jadi nggak ada lagi lepas tangan. Semua harus peduli dan ikut menjaga. Kalau bukan kita, siapa lagi?” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Zaenal Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |