https://malang.times.co.id/
Berita

Malang Selatan Kaya Biodiversitas, Ancaman Perburuan dan Alih Fungsi Lahan Jadi Sorotan

Senin, 23 Juni 2025 - 18:33
Malang Selatan Kaya Biodiversitas, Ancaman Perburuan dan Alih Fungsi Lahan Jadi Sorotan Satwa Elang Jawa di hutan lindung tersisa kawasan pesisir Malang Selatan, yang harus tetap dilindungi dan dilestarikan demi keseimbangan ekosistem. (Foto: dok. Salam/TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANG – Kawasan pesisir Malang Selatan menyimpan kekayaan keanekaragaman hayati (biodiversitas) yang tinggi, baik di wilayah laut maupun daratan. Sejumlah satwa liar dilindungi kerap ditemukan oleh nelayan dan masyarakat pesisir setempat.

Perairan Sendang Biru di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, misalnya, dikenal sebagai habitat berbagai spesies laut, selain menjadi wilayah tangkapan ikan nelayan. Di kawasan ini, nelayan masih sering menjumpai mamalia laut berukuran besar, seperti paus dan lumba-lumba.

Beberapa jenis paus yang tercatat antara lain paus sei, paus sirip, orca, paus sperma, dan paus bungkuk. Sementara jenis lumba-lumba meliputi lumba-lumba hidung botol, kepala melon, dan spinner.

Selain itu, kawasan ini juga menjadi habitat bagi penyu belimbing, penyu sisik, penyu hijau, ikan pari manta, dan ikan mola-mola.

Di daratan, Cagar Alam Pulau Sempu yang terletak di kawasan Pantai Sendang Biru, juga menyimpan kekayaan hayati. Menurut catatan Sahabat Alam Indonesia (Salam), kawasan ini menjadi tempat hidup bagi satwa liar seperti elang jawa, lutung jawa, kukang jawa, hingga macan tutul jawa.

IKan.jpg

Selain itu, teridentifikasi pula 130 jenis burung, 13 jenis elang, 150 jenis kupu-kupu, 54 jenis herpetofauna, serta 89 jenis flora lainnya di Pulau Sempu.

Pendiri Sahabat Alam Indonesia, Andik Syaifuddin, menilai kekayaan biodiversitas ini menjadikan kawasan Sendang Biru sangat potensial dikembangkan sebagai destinasi ekowisata bahari.

“Seperti Dolphin Trip dan Whale Trip yang telah dirintis di Pantai Kondang Merak. Wisata berbasis konservasi ini bisa memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat, khususnya nelayan, sekaligus menjaga ekosistem laut tetap berkelanjutan,” ujar Andik.

Kepala Riset dan Pengembangan Salam, Agus Nurrofik, menambahkan bahwa kawasan pesisir Malang Selatan juga memiliki hutan lindung yang tersisa, membentang dari Kecamatan Bantur, Gedangan, hingga Donomulyo, mencakup Desa Srigonco, Sumberbening, Bandungrejo, Tulungrejo, Banjarejo, hingga Kedungsalam.

“Hutan lindung Malang Selatan menyimpan biodiversitas dengan status prioritas dan dilindungi,” jelas Agus.

Bekantan.jpg

Namun, keberadaan satwa liar tersebut masih terancam oleh aktivitas perburuan liar. Komunitas pegiat Salam masih mendapati praktik perburuan menggunakan senapan angin ilegal dan jaring kabut, serta maraknya perdagangan satwa liar secara daring.

“Aktivitas perburuan liar sangat mengancam kelestarian keanekaragaman hayati di hutan lindung Malang Selatan,” tegas Andik.

Selain itu, alih fungsi lahan hutan menjadi area pertanian, perkebunan, hingga kawasan wisata juga turut menjadi ancaman serius.

“Pengawasan terhadap batas-batas area yang diperbolehkan sangat penting agar tidak merambah kawasan lindung yang masih utuh,” pungkasnya. (*)

Pewarta : Khoirul Amin
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.