TIMES MALANG, MALANG – Suasana ceria dan penuh tawa mewarnai kegiatan outing class siswa kelas 1 dan 2 MI Al-Hikmah. Sejak pagi, wajah-wajah polos para siswa tampak sumringah saat mengikuti proses belajar di luar kelas yang dikemas menyenangkan dan penuh pengalaman baru.
Sebanyak 53 siswa, terdiri dari 23 siswa kelas 1 dan 30 siswa kelas 2, mengikuti kegiatan outing class yang digelar sebagai bagian dari pembelajaran kontekstual.
Dalam pantauan TIMES Indonesia di lokasi, tidak hanya guru, sejumlah orang tua siswa juga turut mendampingi, menciptakan suasana belajar yang hangat dan akrab.

Bagi para siswa, outing class menjadi momen yang berbeda dari rutinitas belajar di ruang kelas. Mereka tidak hanya mendengarkan penjelasan, tetapi juga melihat, bertanya, dan merasakan langsung pengalaman belajar di lapangan. Mulai dari mengenal rambu-rambu lalu lintas hingga memahami pentingnya sikap santun saat berkendara.
Sinta Dewi Utari, Wali Kelas 2 MI Al Hikmah, menuturkan bahwa antusiasme siswa terlihat sejak awal keberangkatan hingga kegiatan berakhir. Anak-anak mengikuti setiap rangkaian dengan penuh semangat, bahkan saling berbagi cerita dan pengalaman baru selama perjalanan.
“Anak-anak sangat senang. Mereka aktif bertanya, saling mengingatkan, dan menikmati proses belajar. Dengan belajar langsung seperti ini, materi lebih mudah dipahami dan membekas,” ujarnya, Senin (15/12/2025).
Keseruan semakin terasa ketika siswa berangkat bersama menggunakan angkutan kota. Sepanjang perjalanan, canda dan tawa tak henti terdengar. Guru dan orang tua sesekali ikut berinteraksi, membantu siswa yang kelelahan, sekaligus mengarahkan mereka agar tetap tertib dan disiplin.
Tak hanya menjadi ruang belajar bagi siswa, outing class ini juga mempererat hubungan antara guru dan orang tua. Pendampingan langsung membuat orang tua dapat melihat proses belajar anak-anaknya secara nyata, sekaligus memahami metode pembelajaran yang diterapkan sekolah.
“Dengan ikut mendampingi, orang tua jadi tahu bagaimana anak-anak belajar, bagaimana guru membimbing, dan bagaimana karakter anak berkembang di luar kelas. Ini membangun kepercayaan dan komunikasi yang baik,” kata Sinta.

Di setiap lokasi yang dikunjungi, siswa tampak antusias menyimak penjelasan, meski sesekali perhatian mereka teralihkan oleh hal-hal baru di sekitar. Guru dan orang tua saling bekerja sama menjaga fokus anak-anak, memastikan kegiatan berjalan aman dan menyenangkan.
Bagi siswa, kehadiran orang tua memberikan rasa aman dan percaya diri. Mereka lebih berani bertanya, lebih tenang mengikuti arahan, dan merasa belajar adalah pengalaman yang menyenangkan, bukan beban.
Sinta menambahkan, outing class bukan sekadar kegiatan rekreasi, melainkan bagian dari upaya sekolah menciptakan pembelajaran yang bermakna. Melalui pengalaman langsung, siswa diajak memahami materi sekaligus menumbuhkan nilai kedisiplinan, tanggung jawab, dan kebersamaan.
“Kami ingin anak-anak merasakan bahwa belajar itu menyenangkan. Tidak selalu harus di kelas. Dengan didampingi guru dan orang tua, mereka belajar sambil membangun kenangan positif,” tuturnya.
Kegiatan outing class MI Al Hikmah pun ditutup dengan wajah ceria dan cerita-cerita kecil yang dibawa pulang para siswa.
"Hari itu bukan hanya tentang pelajaran, tetapi juga tentang kebersamaan, perhatian, dan pengalaman belajar yang tak terlupakan," pungkasnya.(*)
| Pewarta | : Hainor Rahman |
| Editor | : Hainorrahman |