TIMES MALANG, MALANG – Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat merasa kecewa dengan adanya perbedaan data laporan terkait harga bahan pokok di pasar Kota Malang menjelang Idul Adha 2025. Dalam rapat koordinasi (rakor) yang ia pimpin, Wahyu meminta segera dilakukan sinkronisasi laporan antara Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) dengan Badan Pusat Statistik (BPS).
Sebab, pada laporan yang ia terima terdapat ketimpangan antara data yang dimiliki Diskopindag Kota Malang dan BPS Kota Malang, khususnya terkait harga cabai.
“Kemarin BPS sudah rilis dan melaporkan bahwa semua turun, hanya tomat yang tinggi. Tapi laporan dari Diskopindag ini bilang naik. Segera sinkronkan,” ujar Wahyu, Rabu (4/6/2025).
Ia meminta agar semua harus segera diantisipasi secepat mungkin. Terlebih, Idul Adha segera dilangsungkan dan jangan sampai masyarakat semakin resah terhadap harga bahan pokok maupun ketersediaannya.
“Jangan sampai pedagang dan konsumen keluh kesah. Semua segera diantisipasi agar bisa normal,” katanya.
Perlu diketahui, rilis yang dikeluarkan oleh BPS Kota Malang beberapa hari lalu, Kota Malang menunjukkan deflasi diangka 0,21 persen. Salah satu pengaruhnya, yakni turunnya harga cabai rawit.
Dari data BPS Kota Malang, cabai rawit mengalami deflasi sebesar 52,8 persen dengan andil terhadap deflasi pada Mei 2025 sebanyak 0,17 persen.
Kemudian, cabai merah juga mengalami deflasi sebesar 19,07 persen dengan andil terhadap inflasi pada Mei 2025 sebanyak 0,03 persen.
Sementara, dari laporan Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi yang dilaporkan langsung kepada Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, ia menyebut bahwa harga cabai mengalami kenaikan sejak 26 Mei hingg 3 Juni 2025.
“Pantauan dari 26 pasar, cabai mengalami kenaikan,” kata Eko.
Untuk harga cabai merah, dari Rp23 ribu per kilogram, terus mengalami kenaikan mencapai Rp35 ribu per kilogrammnya.
“Cabai rawit merah, dimulai harga Rp21 ribu per kilogram, di tanggal 26 sampai 28 Mei, kemudian meningkat di 29 Mei menjadi Rp23 ribu dan di tanggal 3 Juni mencapai Rp32 ribu. Ini terus menaik, tapi harga masih rendah,” jelasnya.
Tak hanya kenaikan, ia juga melaporkan sejumlah harga bahan pokok yang mengalami penurunan, seperti bawang putih yang semula diharga Rp38 ribu per kilogram, kini turun menjadi Rp30 ribu per kilogram.
“Kenaikan cabai ini alasannya, ada penambahan biaya transportasi dan pengiriman, serta banyaknya permintaan. Tapi, kenaikan ini belum signifikan,” ucapnya. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |