https://malang.times.co.id/
Ekonomi

Dosen UB Rumuskan Strategi Tekan Dampak Hilirisasi Melalui Kemitraan

Senin, 30 Desember 2024 - 13:30
Dosen UB Rumuskan Strategi Tekan Dampak Hilirisasi Melalui Kemitraan Tim dosen FEB UB yang melakukan riset optimalisasi manfaat hilirisasi melalui kemitraan saat konferensi pers didominasi hasil penelitan, Senin (30/12/2024). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANG – Tim dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) berhasil membuat formulasi strategis untuk menekan dampak negatif dan risiko hilirisasi melalui pendekatan kemitraan berbasis kolaborasi hexa helix. Formulasi ini dihasilkan setelah melakukan penelitian intensif di tiga lokasi smelter, yakni Gresik, Mempawah, dan Batam.

Penelitian ini dilakukan sebagai respons terhadap gencarnya program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, memperkuat industri lokal, dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, program ini tidak lepas dari tantangan, baik dari segi lingkungan, sosial, maupun ekonomi.

Dekan FEB UB, Abdul Ghofar, S.E., M.Si., M.Acc., DBA., Ak, yang memimpin tim penelitian, menjelaskan bahwa hilirisasi memiliki dampak besar terhadap perekonomian. Namun, tanpa pengelolaan yang tepat, hilirisasi juga dapat menimbulkan dampak negatif, seperti kerusakan lingkungan, ketimpangan sosial, dan ketidakadilan dalam distribusi manfaat ekonomi.

“Solusi yang kami tawarkan adalah pola kemitraan berbasis kolaborasi hexa helix. Ini adalah model yang melibatkan enam elemen utama: pemerintah, akademisi, perusahaan, NGO, media, dan masyarakat,” jelas Ghofar, Senin (30/12/2024).

Menurutnya, keberhasilan hilirisasi sangat bergantung pada sinergi antara elemen-elemen ini untuk menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Ghofar menekankan pentingnya peran pemerintah daerah (Pemda) dalam mengelola hubungan antar pihak. “Pemda harus menjadi dirigen yang menyelaraskan kepentingan semua pihak. Mereka juga harus memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa perusahaan yang beroperasi di wilayah mereka akan membawa dampak positif,” ujarnya.

Pemda, menurut Ghofar, juga bertugas merancang kebijakan yang dapat merangkul semua elemen, termasuk memastikan bahwa masyarakat lokal, terutama UMKM, mendapatkan manfaat dari keberadaan industri hilirisasi di daerah mereka.

Penelitian ini dilakukan selama tiga hingga empat bulan, melibatkan enam dosen dan 15 mahasiswa yang melakukan survei dan wawancara di tiga lokasi smelter:

• Gresik:
Di wilayah ini, kemitraan yang sudah mapan menunjukkan hasil positif. Program CSR perusahaan mampu meningkatkan kesejahteraan sosial, kesehatan, dan ketahanan pangan masyarakat sekitar. Namun, dampak lingkungan masih menjadi tantangan yang perlu diatasi dengan lebih serius.

• Mempawah:
Sebagai kawasan yang masih dalam tahap awal hilirisasi, diperlukan pembangunan infrastruktur dasar untuk mendukung proses ini. Selain itu, integrasi UMKM lokal ke dalam rantai pasok industri menjadi langkah strategis yang perlu diprioritaskan.

• Batam:
Sama seperti Mempawah, hilirisasi di Batam masih dalam tahap perkembangan. Fokus utama di sini adalah membangun kolaborasi yang kuat antara perusahaan dan masyarakat lokal, serta memastikan dampak positif jangka panjang.

Setiap wilayah memiliki karakteristik dan tantangan yang berbeda, sehingga model kemitraan yang diterapkan harus disesuaikan dengan kondisi lokal.

Penelitian ini melibatkan survei terhadap 300 responden di masing-masing wilayah, dengan total 900 responden. Data yang dikumpulkan dari survei dan wawancara dilengkapi dengan diskusi mendalam yang dilakukan oleh tim peneliti untuk memastikan validitas dan kredibilitas temuan.

“Setelah pengumpulan data, langkah berikutnya adalah menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan stakeholder dari perusahaan, pemerintah daerah, akademisi, NGO, dan media,” jelas Ghofar. Hasil FGD ini nantinya akan digunakan untuk menyusun rekomendasi kebijakan yang lebih spesifik dan aplikatif.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dalam mengelola hilirisasi secara berkelanjutan. Ghofar menegaskan bahwa hilirisasi tidak hanya soal pertumbuhan ekonomi, tetapi juga tentang keberlanjutan sosial dan lingkungan.

“Kunci keberhasilan hilirisasi terletak pada kemitraan yang solid dengan masyarakat. Dengan kolaborasi hexa helix, kami optimis manfaat hilirisasi dapat dirasakan secara maksimal, tidak hanya oleh perusahaan tetapi juga oleh masyarakat lokal,” pungkasnya. (*)

Pewarta : Achmad Fikyansyah
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.