https://malang.times.co.id/
Gaya Hidup

Sejarah Takbiran: Dari Masa Nabi Muhammad SAW Hingga Kemeriahan di Indonesia

Minggu, 30 Maret 2025 - 18:12
Sejarah Takbiran: Dari Masa Nabi Muhammad SAW Hingga Kemeriahan di Indonesia Ilustrasi takbiran Idul Fitri (FOTO: TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANGTakbiran Idul Fitri memiliki akar yang dalam dalam tradisi Islam di Indonesia.

Menurut kitab Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al-Asqalani, Rasulullah Muhammad SAW pertama kali mengumandangkan takbir usai memenangkan Perang Badar pada 17 Ramadan 2 Hijriyah. 

Saat itu, pada tahun 624 M, takbir pertama dikumandangkan Nabi Muhammad SAW bersama 313 sahabat.

Tradisi itu dilanjutkan dilanjutkan Umar bin Khattab dengan menetapkan takbir sebagai bagian resmi penyambutan Idul Fitri di Kota Madinah.

Sebuah manusksrip peninggalan Dinasti Umayyah pada 705M juga mencatat bahwa ada ritual takbiran Idul Fitri di Masjid Damaskus.

Jalur Rempah & Penyebaran ke Nusantara

Para pedagang Gujarat abad ke-13 membawa tradisi takbiran Idul Fitri ini melalui pelabuhan Samudera Pasai. Sebuah catatan menunjukkan peristiwa itu terjadi pada 1267 M.

Dalam Babad Demak, Kesultanan Demak tercatat melakukan ritual takbir pada sekitar 1475 M. Tradisi ini kemudian diteruskan dan disebarkan ke seluruh Jawa melalui jalan dakwah Walisongo.

Di naskah kuno Serat Centhini (1814), juga digambarkan ritual takbiran keliling sudah dilakukan saat itu. 

Takbiran di Masa Kolonial

Pada masa kolonial, Belanda sempat membatasi takbiran melalui larangan berkumpul lebih dari 50 orang yang ditetapkan dalam Ordonansi 1932. Larangan tersebut tak menyurutkan umat Islam untuk melakukan takbir. Mereka takbir di rumah-rumah secara bergiliran.

Laporan Politieke Inlichtingen Dienst (1935) mengakui takbiran sebagai bentuk resistensi kultural umat Islam di Indonesia saat itu.  

Kemerdekaan hingga Orde Baru

Ritual takbir parade keliling desa atau kota mulai muncul sekitar 1950-an. Saat itu, peserta takbiran membawa oncor (obor bambu) berkeliling. Ketika teknologi sound system mulai muncul sekitar 1970-an, takbiran mulai diisi dengan rebana elektrik.

Sekitar tahun 2000 an, saat teknologi pengeras suara dan internet bertambah canggih, hampir seluruh masjid yang ada di Indonesia mulai menyuarakan takbiran. Baik itu berkelompok atau individual. 

Data Kemenag menunjukkan bahwa sekitar 98% masjid di Indonesia menggelar takbiran Idul Fitri. Sekitar 73% generasi milenial tetap ikut takbiran meski lewat live streaming.

Tren terkini, mulai muncul flashmob takbir di CFD. Ada takbir drone show (pertama kali di Surabaya 2021 lalu) dan takbiran virtual bagi perantau

Makna Filosofis Takbiran di Indonesia

Antropolog Prof. Parsudi Suparlan mengatakan: "Takbiran adalah teatrikal budaya sekaligus deklarasi spiritual"

Ada 3 lapisan makna dalam takbiran. Makna teologisnya adalah pengakuan keagungan Allah. Makna sosialnya, perekat kebersamaan. Dan makna kulturalnya adalah penanda identitas Muslim Indonesia

                                                                         -------------------------------------

Dari padang pasir Arabia hingga nusantara, takbiran terus bergema dan menjjadi tradisi hidup yang menyatukan iman dan budaya.

Selamat merayakan kemenangan. Gemakan takbir!

Pewarta : Antara
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.