TIMES MALANG, MALANG – Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriyah tengah disambut banyak orang. Kaum muslimin pun sudah banyak menyiapkan berbagai keperluan untuk bisa menyambut para tamu dan kerabat yang akan saling berkunjung silaturahmi.
Tak hanya bersih-bersih rumah dan mempercantik ruang tamu, apa saja isi yang akan dihidangkan di meja tamu saat lebaran juga sudah mulai disiapkan.
Untuk merayakan Lebaran nanti, tidak ada salahnya mencoba kreasi jajanan yang lebih tematik: tradisional dan tempo dulu alias jadul.
Aneka Getuk Lindri
Aneka produk getuk lindri Suwoko asal Kromengan, Kabupaten Malang, juga bisa dihidangkan untuk tamu lebaran.
Jajanan tradisional getuk lindri Sungkowo.
Jeni makanan getuk ini memang tergolong sedikit lebih berat, karena bahannya dari polo pendem alias tanaman umbi (ubi-ubian).
Agar lebih menggugah selera, getuk lindri Suwoko dibuat dengan beberapa varian warna. Selain original putih, makanan getuk ini bisa juga dibuat dengan tampilan warna lain sesuai pilihan.
Jika ingin lebih cantik lagi, getuk yang biasanya dimakan dengan campuran parutan kelapa ini, juga bisa dihidangkan dengan tambahan (topping) lain. Bisa juga dikasih topping kurma, gula aren, strawberry, madu, atau lainnya.
Dibanding jenis makanan lain yang berminyak, tentu jenis makanan getuk lindri ini lebih sehat dan aman. Apalagi, jika dibuat tanpa bahan pengawet sama sekali.
Es Puter Cak Rozi
Tak hanya hidangan makanan tradisional, es krim juga bisa disajikan kepada tamu saat lebaran. Terutama, untuk kelompok usia anak-anak.
Es krim yang diproduksi secara tradisional, seperti halnya Es Puter Cak Rozi asal Pakisaji, Kabupaten Malang. Bukan sekadar es krim seperti penjual es puter keliling, es puter Cak Rozi punya banyak varian rasa.
"Ada varian tambahan rasa strawberry, cokelat, fanilla, dan durian. Dijualnya dalam wadah cup es krim berukuran kecil," kata Cak Rozi, terkait produk es krim puternya, Senin (8/4/2024).
Untuk penjualannya, kata Rozi, juga bisa dengan pesanan secara online dalam jumlah partai minimal satu box, dengan harga Rp900 ribu yang berisi sampai 350 cup.
Ia mengaku menekuni usaha es krim atau es puter ini sejak 2001 silam. Awalnya, Cak Rozi lebih banyak melayani permintaan untuk hidangan acara pesta atau acara pertemuan resepsi lainnya.
Sekadar diketahui, es krim awalnya dikenalkan pada zaman Belanda datang ke Indonesia. Karena susu sulit dijangku saat itu, masyarakat pribumi berkreasi membuat es krim versi tradisional menggunakan bahan dasar yang lebih terjangkau, yaitu santan.
Tape ketan dalam kemasan produksi Tape Manis 87 Ngajum Kabupaten Malang. (Foto: IST)
Adonan santan dimasukan kedalam tabung yang diputar dalam es batu dan garam. Adonan es tersebut akan diputar dalam tabung, sampai membentuk mirip kristal. Es puter ini biasanya dijual keliling menggunakan gerobak atau berjalan kaki, dengan ciri khas pukulan bunyi 'dung-dung' atau 'tung...tung.
Inilah kenapa cita rasa es puter cenderung lebih gurih ketimbang manis dan creamy, seperti halnya es krim yang terbuat dari susu. Meski tidak banyak, pembuatan es puter secara tradisional masih dipertahankan hingga saat ini.
Tape Ketan Ireng
Makanan kudapan tape ketan ireng, tidak jarang dihidangkan di meja tamu saat lebaran. Jenis makanan ini rasanya manis, dan tidak banyak dijumpai di toko-toko jajanan untuk lebaran saat ini.
Meski tergolong jajanan tradisional, tape ketan ireng tidak hanya disukai orang dewasa. Usia anak-anak pun cukup menyukai makanan tape ketan ini.
Tidak banyak juga penjualnya. Akan tetapi, tape ketan ireng bisa Anda dapatkan dari pengusaha Tape Manis 87, Kasrudin, yang ada di Desa Banjarsari RT 01/RW 03, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang.
Produk Tape Manis 87 ini hasil indutri kecil rumah tangga, namun sudah tersertifikasi Produk Halal. Selain tape ketan hitam, juga ada tape manis dari bahan singkong.
Tape ketan ireng buatan Tape Manis 87 ini biasa dijual dalam kemasan box plastik. Namun demikian, untuk menghadirkan suasana tempo dulu, maka saat lebaran bisa disajikan dalam bungkus kecil dari daun pisang atau lainnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Jajanan Lebaran Melegenda, Rayakan Lebaran dalam Suasana Nostalgia Zaman Dulu
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Deasy Mayasari |