TIMES MALANG, BALI – Apakah tentu kita akan berjumpa dengan Lailatul Qadar? atau justru malam lailatul qadar akan menghampiri kita suatu saat, yang entah kapan akan datang. Itu misteri, namun sebuah harapan akan menyambut malam itu sangat dirindukan.
Dengan tanda-tanda yang tersirat. Begitu mulianya malam ini, dengan keistimewaan yang diberikan pada 10 hari terakhir Ramadan pada tanggal ganjil yang disuratkan.
Harapan yang Membumbung Tinggi
Setiap Muslim tentu memiliki harapan yang besar untuk bertemu dengan Lailatul Qadar. Harapan ini memicu semangat untuk memperbanyak ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadan, seperti shalat malam, membaca Al-Quran, berzikir, dan berdoa. Masjid-masjid pun dipenuhi oleh jamaah yang beritikaf, menghabiskan waktu mereka dalam ketaatan kepada Allah SWT.
Harapan akan Lailatul Qadar juga tercermin dalam doa-doa yang dipanjatkan. Setiap Muslim memohon ampunan atas dosa-dosanya, memohon rahmat dan keberkahan, serta memohon agar segala hajatnya dikabulkan.
Malam Lailatul Qadar menjadi momentum terbaik untuk bermunajat kepada Allah SWT, mencurahkan segala isi hati, dan memohon pertolongan-Nya.
Kenyataan yang Penuh Misteri
Namun, di balik harapan yang begitu besar, terdapat kenyataan bahwa Lailatul Qadar adalah misteri. Tidak ada yang tahu pasti kapan malam itu datang. Rasulullah SAW sendiri hanya memberikan petunjuk bahwa Lailatul Qadar ada di sepuluh malam terakhir Ramadhan, terutama di malam-malam ganjil.
Kenyataan ini mengajarkan kita untuk tidak hanya fokus pada satu malam tertentu, tetapi untuk memperbanyak ibadah di setiap malam Ramadan. Kita tidak boleh merasa putus asa jika tidak merasakan tanda-tanda Lailatul Qadar di malam-malam ganjil. Sebab, bisa jadi Lailatul Qadar datang di malam-malam genap.
Menyeimbangkan Harapan dan Kenyataan
Lalu, bagaimana seharusnya kita menyikapi Lailatul Qadar? Sebaiknya, kita menyeimbangkan antara harapan dan kenyataan. Kita tetap berharap untuk bertemu dengan Lailatul Qadar, tetapi kita juga menerima kenyataan bahwa malam itu adalah misteri.
Kita tidak boleh hanya fokus pada mencari tanda-tanda Lailatul Qadar, seperti mimpi atau kilatan cahaya. Sebab, tanda-tanda tersebut tidak bisa dijadikan patokan. Yang terpenting adalah memperbanyak ibadah dan berdoa di setiap malam Ramadhan, dengan hati yang ikhlas dan penuh harap kepada Allah SWT.
Tanda-tanda Lailatul Qadar
Meskipun tidak ada yang tahu pasti kapan Lailatul Qadar akan tiba, ada beberapa tanda yang disebutkan dalam hadis yang bisa menjadi petunjuk, yaitu Malam Lailatul Qadar digambarkan sebagai malam yang tenang, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
Pada malam itu, langit terlihat cerah dan bintang-bintang bersinar terang. Udara terasa sejuk dan menyegarkan, memberikan ketenangan bagi hati. Pada pagi harinya, matahari terbit dengan tenang, tanpa sinar yang menyilaukan. Orang yang beribadah pada malam itu akan merasakan ketenangan dan kedamaian dalam hati.
Malam itu akan terasa lebih terang dari malam-malam biasanya. Bila sinyal tersebut kita dapati dan rasakan, mudah-mudahan itu merupakan gejala munculnya Laitul Qadar. Namun ini hanyalah sebuah harapan manusia, yang belum pasti kita dapatkan secara nyata.
Hikmah di Balik Misteri Lailatul Qadar
Misteri Lailatul Qadar memiliki hikmah yang besar. Dengan merahasiakan waktu datangnya Lailatul Qadar, Allah SWT ingin menguji kesungguhan hamba-Nya dalam beribadah. Allah SWT ingin melihat siapa yang benar-benar ikhlas dalam beribadah, bukan hanya karena mengharapkan pahala Lailatul Qadar.
Selain itu, misteri Lailatul Qadar juga mengajarkan kita untuk selalu bersiap-siap menyambutnya. Kita tidak boleh menunda-nunda ibadah, karena kita tidak tahu kapan Lailatul Qadar akan datang.
Mencari Lailatul Qadar adalah bentuk ketaatan kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Malam ini adalah kesempatan emas untuk mendapatkan ampunan dosa, keberkahan, dan pahala yang berlipat ganda. Oleh karena itu, marilah kita berusaha semaksimal mungkin untuk menghidupkan malam-malam terakhir Ramadan dengan ibadah dan kebaikan.
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang penuh dengan harapan dan kenyataan. Harapan untuk bertemu dengan malam yang penuh berkah ini harus diimbangi dengan kenyataan bahwa malam itu adalah misteri.
Dengan menyeimbangkan harapan dan kenyataan, kita akan lebih fokus pada ibadah dan berdoa, serta lebih ikhlas dalam menjalankan perintah Allah SWT.
Semoga Allah SWT memberikan kita kesempatan untuk bertemu dengan Lailatul Qadar, dan semoga kita semua mendapatkan ampunan, rahmat, dan keberkahan dari-Nya. Amin.
***
*) Oleh : Ahmad Fajarisma Budi Adam, Guru Matematika SMPN 1 Banjar Seririt Bali.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
Pewarta | : Hainor Rahman |
Editor | : Hainorrahman |