TIMES MALANG, BLORA – Usai pelantikan kepala daerah serentak yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto 20 Februari 2025 kemarin, Arief Rohman telah resmi kembali menjabat sebagai Bupati Blora untuk periode kedua (2025-2030).
Tentu saatnya langsung tancap gas merealisasikan visi yang diusung pada kontestasi Pilkada 2024 lalu, yaitu “Sesarengan mbangun Blora berkelanjutan”. Pasalnya, Arief Rohman untuk melakukan itu sudah memiliki modal yang bisa dikatakan cukup besar.
Modal itu diantaranya; Pertama, sejatinya Arief bukanlah sekadar petahana sebagai Bupati periode 2021-2026 (yang berjalan aktif sampai 2024 atas kebijakan pemilu serentak 2024). Karena sebelumnya, ia juga telah menjadi Wakil Bupati Blora pada periode pemerintahan tahun 2016-2021.
Itu artinya, telah memiliki pengalaman panjang menjabat sebagai Wakil dan Bupati Blora, yang membuat paham betul potensi dan berbagai tantangan yang dihadapi Blora, termasuk solusinya untuk membawa bumi kelahiran Pramoedya Ananta Toer ini menjadi kabupaten yang maju dan sejahtera.
Kedua, ia pada Pilkada 2024 lalu memperoleh suara sangat besar mencapai 395.827 atau 83,75% suara, hingga berhasil mengukir sejarah baru bagi Pilkada Blora menjadi perolehan suara paslon Pilkada terbesar di Provinsi Jawa Tengah menurut data KPU.
Jumlah pemilih pasangan Arief Rohman-Sri Setyorini (ASRI) itu, tentu juga bermakna bahwa mayoritas masyarakat menyatakan mendukung semua program yang akan dan telah dijalankan dalam kepemimpinannya sebagai Bupati Blora.
Ketiga, koalisi partai pendukung pasangan ASRI di Pilkada 2024 lalu, juga merupakan bagian dari Koalisi Indonesia Maju di pemerintah pusat, terdiri dari PKB, Gerindra, Golkar, Nasdem, Demokrat, PAN, Perindo, PKS, Hanura, Gelora, PBB, dan PKN.
Hal itu bisa menjadi modal utama dalam memudahkan mendapat dukungan langsung dari pemerintah pusat untuk merealisasikan berbagai program di kepemimpinannya periode ini.
Keempat, dengan dukungan partai koalisi pasangan ASRI, kursi di DPRD Blora saat ini juga menjadi dominan. Setidaknya ada 34 kursi anggota DPRD yang berada dalam koalisi pendukung. Tentu dengan jumlah kursi itu Arief Rohman bersama Sri Setyorini akan mudah untuk bisa disetujui dan mendapatkan dukungan penuh dalam alokasi anggaran untuk pembangunan kemajuan Blora sesuai programnya.
Kelima, yang tidak kalah penting juga menjadi modal bagi Arief Rohman adalah keberhasilan selama periode kepemimpinannya periode 2021-2024 kemarin. Sejatinya fondasi awal dari pembangun untuk memajukan Blora sudah dikerjakan dan tim juga sudah dibentuk dengan solid. Beberapa sektor atau bidang yang telah berhasil dinilai bagus dan meningkat secara signifikan, tinggal ditingkatkan lagi.
Adapun yang masih belum tuntas karena keterbatasan waktu tidak penuh menjabat selama 5 tahun di periode lalu, tinggal dilanjutkan hingga benar-benar tuntas sesuai harapan masyarakat. Tentu beberapa potensi yang belum digarap karena asas prioritas yang mendesak harus dikerjakan lebih dulu di masa kepemimpinan kemarin, juga bisa dikerjakan di periode ini.
Itulah kenapa dengan modal besar yang dimiliki Arief Rohman dan pasangan Sri Setyorini dalam kepemimpinannya di Jilid II ini, patut disyukuri masyarakat Blora dan harus didukung penuh dalam memaksimalkan kinerjanya untuk merealisasikan semua janji-janji semasa kampanye di Pilkada 2024.
Sesarengan Membangun Blora
Visi Sesarangen Mbangun Blora atau dalam bahasa Indonesia baku berarti ‘bersama-sama membangun Blora’ yang diusung oleh Arief Rohman dalam kepemimpinannya di periode pertama, tidak dipungkiri telah berhasil banyak menorehkan perubahan positif bagi Kabupaten Blora.
Hal itu terlegitimasi dengan banyaknya penghargaan yang didapatkan dan secara langsung bisa disaksikan wujud infrastruktur Blora yang semakin bagus, serta nilai manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat. Meski disadari masih ada sejumlah kekurangan yang menjadi PR dan bisa diselesaikan di periode kepemimpinan Jilid II.
Di sinilah letak kemenarikan dari visi yang diusung Arief Rohman. Sesarengan Mbangun Blora yang diterapkan, pada dasarnya dalam istilah administrasi pemerintahan adalah collaborative governance atau pemerintahan kolaboratif.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi Blora baik dari dalam maupun dari luar, pilihan penerapan sistem pemerintahan kolaboratif memang sangat tepat untuk menciptakan terobosan solusi baru dalam memecahkan persoalan yang berangsur-angsur sebelumnya tidak terselesaikan.
Ansell dan Gash (2008) menjelaskan, collaborative governance merupakan cara pengelolaan pemerintahan yang melibatkan secara langsung pemangku kepentingan di luar pemerintahan atau negara, berorientasi pada konsensus dan musyawarah dalam proses pengambilan keputusan kolektif yang bertujuan untuk membuat atau melaksanakan kebijakan publik, serta program-program publik.
Atau bisa dipahami dengan lebih sederhana, dalam menjalankan pemerintahan tidak sekadar berpaku kepada kekuatan yang ada di dalam pemerintahan untuk mencapai tujuan. Akan tetapi membuka diri dengan pihak luar berbagai stakeholder dari mana saja.
Dalam istilah O’Leary dan Bingham dalam Sudarmo, (2015) konsep yang menggambarkan proses memfasilitasi dalam pelaksanaan yang melibatkan multi organisasi untuk memecahkan masalah yang tidak bisa atau tidak dengan mudah dipecahkan oleh sebuah organisasi secara sendirian.
Arief Rohman tampak apik dalam menerapkan gaya kepemimpinan kolaboratif untuk mensukseskan collaborative governance yang dilakukan di pemerintahannya. Dijelaskan David Chrislip dan Carl Larson dalam Suyanto (2017), kepemimpinan kolaboratif adalah bagaimana terjalin sebuah kerjasama terhadap tujuan yang sama dan memutuskan segala hal bersama demi tercapai tujuan yang diinginkan. Hal itu diwujudkan Arief dengan merangkul semua pihak untuk berkolaborasi dalam membangun Blora sesuai dengan bidang dan keahliannya.
Arief selalu merangkul semua jaringan yang ada baik di pemerintah pusat maupun daerah, terutama yang berasal dari Blora untuk diberi ruang berkontribusi. Para tokoh dan profesional asal Blora di mana saja diajak berkolaborasi.
Berbagai ormas dirangkul untuk bersinergi. Juga para mahasiswa asal Blora di berbagai kampusnya diajak bicara dan berkarya. Dengan gaya khasnya melakukan itu semua melalui diplomasi kuliner setiap kali berada di Blora.
PR Harus Dituntaskan dan Tantangan Harus Dihadapi
Tidak sedikit PR yang harus dituntaskan Arief Rohman bersama Sri Setyorini di Sesarengan Membangun Blora Jilid II. Di bidang infrastruktur, sesuai janji di masa kampanye adalah menyelesaikan persoalan jalan jalur dalam di berbagai daerah di Kabupaten Blora yang masih jelek akan diperbaiki. Karena akses jalan ini sangat vital untuk masyarakat dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari, tentu harus diprioritaskan dan dipercepat untuk dilakukan.
Adalah Bandara Ngloram yang sudah jadi dan sempat beroperasi namun kini tidak beroperasi lagi. Ini bisa menjadi indikator penilaian apakah Blora benar-benar berhasil mampu menarik banyak orang luar datang dengan berbagai kepentingan kegiatannya yang bernilai produktif bagi masyarakat Blora atau tidak. Pasti akan terus dimonitor oleh masyarakat dalam menilai kepemimpinan Arief Rohman dan menjadi PR yang harus diselesaikan.
Selanjutnya, mendatangkan banyak investor ke Blora dengan berbagai potensi yang dimiliki. Karena jika banyak perusahaan besar berhasil masuk dan beroperasi di wilayah Kabupaten Blora, tentu akan memiliki multiplier effect yang juga besar bagi masyarakat. Terbukanya banyak lapangan pekerjaan, peningkatan ekonomi, termasuk pendapatan daerah, dan lain sebagainya.
Juga termasuk malanjutkan sejumlah rencana strategis bersama pusat dalam mewujudkan Cepu Raya sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang diharapkan bisa membuka pintu bagi banyak investor ke Blora. Ini menjadi PR bagi Arief Rohman yang meski tidak sederhana, tapi mau tidak mau harus direalisasikan.
Termasuk pesan khusus Presiden Prabowo yang memberikan PR kepada Arief Rohman saat pelantikan kemarin untuk menjaga hutan di Blora. Tentu harus dilaksanakan dan tidak sebatas pada menjaganya, melainkan seharusnya sekaligus bagaimana memanfaatkan potensi itu dengan baik dan produktif untuk kemajuan Blora.
Misalnya seperti yang baru dilakukan Program Agroforestri untuk mendukung ketahanan pangan melalui penanaman tumpang sari padi gogo di sela pohon jati hasil kerjasama dengan Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertanian, dan Perhutani.
Rakyat pun sejatinya terus menyaksikan, jika Arief Rohman bahkan sebelum dilantik Presiden Prabowo kemarin, pasca Pilkada usai dan kembali aktif sebagai Bupati Blora melanjutkan sisa waktu hingga pelantikan, juga telah merealisasikan sejumlah janjinya di masa kampanye.
Misalnya pada HUT Kabupaten Blora ke-275 tahun pada 11 Desember 2024 lalu, digelar sangat meriah dengan berbagai serangkaian acara dan berhasil mendatangkan banyak orang luar daerah ke Blora. Lalu menjadi tuan rumah untuk event Satu Abad Pramoedya Ananta Toer yang berhasil berjalan dengan sangat sukses.
Termasuk langkah cepat Arief Rohman mengambil momentum menyambut Menteri Transmigrasi dan Pemasyarakatan untuk membuka kantor imigrasi di Kabupaten Blora. Adalah langkah yang sangat positif dan akan memiliki dampak besar ke depannya bagi Blora. Tentu Blora menjadi tujuan bagi masyarakat sekitar untuk mengurus paspor. Hal ini juga relevan dengan keberadaan Bandara Ngloram, di Kabupaten Blora.
Tidak dipungkiri, dengan sejumlah PR lain yang harus diselesaikan Arief Rohman di masa kepemimpinan jilid II, ada sejumlah tantangan tidak sederhana yang harus dihadapi dan dicari solusinya dengan bijak. Terutama di tengah kebijakan efisiensi Presiden Prabowo saat ini, tentu akan berdampak pada anggaran yang berkurang untuk menjalankan nahkoda pemerintahan di Kabupaten Blora. Belum lagi berbagai tantangan lain yang juga harus dihadapi, baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar.
Namun justru pada posisi inilah yang akan menunjukkan kualitas dari kepemimpinan Arief Rohman sebagai nahkoda pemerintahan. Jika mampu menaklukkan tantangan yang ada, secara otomatis akan turut menunjukkan kualitas kepemimpinannya.
Akan tetapi dengan modal besar yang dimiliki Arief Rohman, optimistis seharusnya bisa melewati semua tantangan yang ada. Terlebih di masa ujian berat masa pandemi, ia telah menunjukkan mampu membawa Blora bisa bertahan dan bahkan tetap melaju sesuai visi yang dicanangkan.
***
*) Oleh : Rochmad Widodo, Founder Penerbit Biografi Indonesia, dan Aktif sebagai Penulis Biografi Tokoh-tokoh Nasional.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |