TIMES MALANG, WONOGIRI – Generasi beta merupakan topik yang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini. Generasi beta merupakan generasi yang lahir di tahun 2025 hingga di tahun 2039 mendatang.
Generasi ini lahir ditengah perkembangan teknologi yang kian pesat. Gawai menjadi mainan mereka, aplikasi permainan menggantikan arena bermain, dan media sosial menjadi lingkungan bergaul mereka.
Era digital yang berkembang pesat saat ini memberikan peluang besar, tetapi juga menjadi tantangan serius bagi pembetukan karakter generasi beta. Kegiatan mengkonsumsi konten media sosial, permainan dalam gawai, dan interkasi digital yang kian masif berpeluang menurunkan empati, tanggungjawab, dan daya juang mereka.
Tantangan saat ini lingkungan pendidikan belum mampu sepenuhnya mencukupi dan memahami generasi beta. Tantangan ini diperparah dengan ketidaksiapan keluarga dalam memberikan pembekalan pendidikan karakter yang memadai, karena orangtua kewalahan dengan kemajuan teknologi yang kian pesat.
Pertanyannya, ditengah kemajuan teknologi yang kian pesat ini, bagaimana cara kita mendidik karakter mereka agar tetap memiliki karakter yang mulia?
Dalam menanamkan karakter generasi beta terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan: Pertama, Integrasi literasi digital dalam pendidikan. Pendidikan memegang peran penting dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter mulia dalam kegiatan pembelajaran.
Integrasi literasi digital difokuskan dalam pembelajaran nilai dan norma. Tujuan dari kegiatan integrasi ini untuk menciptakan lingkungan belajar yang yang konsisten dalam mendukung perkembangan karakter anak.
Kedua, Pembelajaran berbasis pengalaman. Kegiatan pembelajaran di sekolah hendaknya tidak hanya bersifat teoritis saja melainkan harus berbasis pengalaman.
Melalui pembelajaran ini diharapkan anak dapat aktif dalam kerja tim, kerjasama, pemecahan masalah, dan tanggungjawab sosial. Pembelajaran bukan hanya mengenai pemahaman nilai dan norma melainkan juga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui kegiatan pembelajaran, anak tidak hanya menghafal mengenai konsep nilai dan norma melainkan juga berdiskusi, merefleksikan tindakan, memecahkan masalah dan mengambil keputusan etis dalam kehidupannya.
Dengan demikian karakter mulia bukan hanya sebatas teoritis melainkan juga menjadi bagian dalam kehidupan anak.
Ketiga, Mengotimalkan peran sentral keluarga. Orangtua adalah role model bagi anak-anaknya. Orang tua perlu memiliki pemahaman yang baik mengenai nilai dan norma, sehingga mampu memberikan contoh yang baik bagi anak-anaknya.
Melalui penanaman karakter yang baik dikeluarga akan memberikan contoh yang baik kepada anak sehingga mereka mampu meneladani dalam kehidupan sehari-harinya.
Keempat, Mengoptimalkan peran komunitas. Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk pembelajaran karakter adalah melalui kegiatan komunitas. Melalui kegiatan komunitas mendorong untuk berkolaborasi, berkreasi, dan kepedulian sosial.
Dalam komunitas merupakan kesempatan berharga bagi anak untuk belajar dan mengaplikasikan nilai-nilai moral dalam konteks kehidupan nyata selain keluarga dan sekolah.
Ketika generasi beta mampu memiliki karakter yang baik maka mereka akan tumbuh menjadi generasi yang adaptif, kreatif tetapi tetap beretika, serta memiliki masa depan yang cerah dengan menjadi pribadi yang berintegritas.
Investasi dalam pembentukan karakter merupakan merupakan kunci kesuksesan generasi beta dimasa yang akan datang. Kita harus memastikan mereka siap dalam menghadapi tantangan masa depan dan mampu menciptakan dunia yang lebih baik.
Mari ambil peran dalam mendidik generasi ini mulai dari diri, keluarga dan lingkungan kita. Sebab, karakter adalah fondasi generasi beta dalam membangun kehidupannya. Masa depan mereka ditentukan dari hari ini dan menjadi tanggungjawab kita bersama.
***
*) Oleh : Dony Purnomo, Guru Geografi SMAN 1 Purwantoro.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |