TIMES MALANG, YOGYAKARTA – Indonesia pada Januari 2025 telah resmi bergabung ke dalam BRICS, sebuah organisasi yang diinisiasi oleh Brasil, Rusia, India pada tahun 2009 dan Afrika Selatan bergabung kemudian pada tahun 2010. Semenjak berdiri aliansi ini terus berkembang di kancah internasional baik dari segi jumlah anggota hingga pengaruhnya dalam geopolitik internasional.
Kontribusi ekonomi global BRICS menyumbang lebih dari 40% populasi dunia dan 32,1% dari PDB global. Hal ini menggambarkan posisi kuat BRICS di pasar global dan secara alamiah menjadi daya tarik negara-negara berkembang di dunia untuk bergabung.
BRICS dalam perjalanannya bukan hanya sekedar forum ekonomi, organisasi ini berkembang dan berusaha untuk menjadi penyeimbang kekuatan geopolitik dunia, terutama dari dominasi negara-negara barat.
Masuknya Indonesia juga dianggap langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan terhadap Amerika Serikat dan Eropa yang dinilai sudah mulai tidak relevan. Melalui BRICS, Indonesia juga mengurangi ketergantungan pada institusi keuangan tradisional seperti Bank Dunia.
Indonesia selaku negara dengan populasi terbesar ke 4 di dunia dan terbesar di Asia Tenggara memiliki daya tawar yang signifikan untuk berkontribusi dalam organisasi ini. Hal ini diperkuat dengan Indonesia sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menjadi negara tetap BRICS.
Malaysia sendiri statusnya sebagai negara mitra bukan negara anggota tetap. Tentunya ini menjadi keuntungan kompetitif yang signifikan untuk memanfaatkan program-program kerjasama BRICS untuk kepentingan Indonesia.
Melalui BRICS tentunya Indonesia bisa berpeluang untuk investasi PMA dan juga memperluas jangkauan perdagangan internasional. Brasil dan Afrika selatan adalah contoh negara yang sangat potensial untuk penjajakan kerja sama ekspor impor. Indonesia bisa mengekspor hasil alam berupa CPO atau minyak sawit.
Hal ini tentunya peluang bagus karena pasar Eropa mulai mempersulit masuknya minyak sawit dari Indonesia tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh Eropa terkait hak buruh, lingkungan dan lainnya. Komoditas lainnya seperti tekstil, batu bara maupun produk manufaktur berpotensi menjadi unggulan di pasar baru.
Melalui BRICS, suara Indonesia yang mewakili negara-negara berkembang dan indo-pasifik akan lebih didengar. Indonesia bisa memanfaatkannya untuk menegaskan sikap politik bebas aktif dengan meminimalisir memanasnya kondisi geopolitik dan ekonomi global.
Karena bagaimanapun dalam konflik diantara negara-negara besar, negara berkembang akan mendapatkan dampak yang cukup signifikan. Konflik Rusia-Ukraina mengakibatkan bahan pangan dan energi melonjak sehingga mempersulit kondisi ekonomi negara berkembang seperti Indonesia.
Namun tetap harus disadari bahwa dengan masuknya Indonesia di dalam BRICS, Indonesia harus memiliki kapabilitas yang kompetitif dengan negara-negara anggota lainnya. Jangan sampai dengan masuknya BRICS malah dijadikan negara pasar oleh negara maju seperti Rusia dan China. Indonesia harus mampu meningkatkan daya saingnya baik dalam teknologi informasi maupun industri.
Pemerintah bisa melakukannya dengan mengembangkan ekosistem industri yang berkelanjutan melalui transfer teknologi dari negara Rusia di dalam bidang energi maupun China dalam bidang teknologi manufaktur dan digital. India dan Brasil juga bisa menjadi rekan kerja sama di bidang pertanian tropis karena memiliki kesamaan karakter iklim dengan Indonesia.
Pada intinya, BRICS mampu membuka peluang Indonesia untuk berkembang dan berkontribusi secara global. Namun kerja sama ini juga harus dirancang dengan seksama. Diplomasi yang dibangun harus tetap mencirikan pola diplomasi Indonesia yang berasaskan indepen, bebas aktif dan menjadi penengah.
Jangan sampai kedekatan Indonesia dengan BRICS terutama China dan Rusia dianggap negara barat sebagai langkah keberpihakan sikap politik yang malah memperuncing persaingan global. Setiap langkah harus mencakup mitigasi dalam menanggulangi dampak negatif dari sentimen negatif negara barat atau tekanan diplomasi di masa depan.
***
*) Oleh : Fitria Nurma Sari, Dosen Perbankan Syariah Universitas Ahmad Dahlan.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |