https://malang.times.co.id/
Kopi TIMES

New Media sebagai Neo-Glasnost

Selasa, 16 Juli 2024 - 08:02
New Media sebagai Neo-Glasnost Ichwan Thoha, Fashion Designer, Dosen dan Penulis Buku

TIMES MALANG, JAKARTA – Internet atau New Media disebut sebagai bentuk dari demokrasi. Sejauh mana pengaplikasian kegiatan demokrasi dari perspektif new media? Lantas, apa itu Neo-Glasnost? 

Menurut Das’as Latif dalam bukunya ‘Media Sosial, Suatu Alternatif, 2022 menyebut New media atau media baru telah mendarah daging dalam diri manusia moderen. New media atau internet merupakan produksi bungsu. 

Vivian (2008:262) mengatakan internet baru muncul sebagai bagian dari media massa pada pertengahan 1990-an. Hanya beberapa tahun sebelum abad millenium, internet hadir sebagai pelengkap media massa yang eksis lebih dahulu seperti surat khabar, radio dan televisi. 

Tidak salah jika internet kemudian lebih populer dengan sebutan new media atau media baru sebelum istilah-istilah lain muncul seperti media siber, media digital, nedua jejaring, media maya atau media virtual. 

Manusia di jaman serba digital ini, dalam mendapatkan, mencari, mendistribusikan, juga merespon informasi sudah tentu mencarinya di media online. Dari itu, media online, sekarang termasuk dalam media massa. 

Setelah runtuhnya Orde Baru di Indonesia pada tahun 1998, banyak bermunculan media massa terutama dalam bentuk cetak seperti koran, majalah juga tabloid. Saat itu, bisnis media seakan ‘euphoria’ merayakan kebebasan setelah selama puluhan tahun ‘dikebiri’ selama rezim president Soeharto. 

Hal ini, sudah tentu menjadi bentuk demokratisasi yakni penyebaran informasi yang tidak lagi dibatasi dan kebebasan berekspresi. Ditambah dengan mulai merebaknya internet, media massa makin beragam dan menggunakan internet sebagai alat mereka berbisnis juga menyebarkan berita. 

Dari itu, beberapa karakter dari internet atau new media antara lain: Pertama, Kecepatan dan real time. Kecepatan atau kemampuan internet untuk menyampaikan pesan secara cepat dan sesegera mungkin dibanding dengan media massa lain. Bahkan inilah salah satu keunggulan internet yang tidak dimiliki surat kabar, televisi dan radio. 

Kedua, Multimedia. Multimedia adalah karakter internet, memiliki platform yang lengkap dan komprehensif dengan berbagai fitur tersedia sehingga penggunanya bebas memilih, baik ke media sosial, pencarian informasi. 

Ketiga, Ruang tak terbatas. Internet memiliki ruang yang tak terbatas sehingga jumlah berita yang disiapkan terbuka lebar. reporter bisa membuat berita tanpa khawatir adanya penundaan. 

Keempat, Terasipkan. Storage (database) yang besar membuat dokumen-dokumen ini memudahkan orang untuk mengaksesnya setiap saat. 

Kelima, Interaktif. Interaktif bermakna ada umpan balik. Berita yang tayang memungkinkan untuk mendapat tanggapan oleh pembaca.

Internet atau new media ini membuka peluang bentuk demokrasi dengan terbuka luasnya partisipasi rakyat melalui berbagai sarana digital. Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu ‘demos’ dan ‘kratos’. Demos berarti rakyat, dan kratos berarti kekuasaan yang mutlak. Apabila digabungkan, maka secara harafiah, demokrasi adalah kekuasaan yang mutlak oleh rakyat.

Alinea di atas mengingatkan kita pada kebijaksanaan pemimpin Uni Soviet pada dekade 80-an yakni Michael Gorbachev. Saat memimpin pada 1985 sampai 1991, Gorbachev mempunyai kebijaksanaan yang disebut dengan Glasnost yang berarti keterbukaan pada semua bidang di lembaga-lembaga pemerintahan Uni Soviet, termasuk kebebasan informasi. Dalam bahasa Rusia, Glasnost berarti keterbukaan dan transparansi. Kebijaksanaan Glasnost dilaksanakan sejak Michael Gorbachev masih menjabat  sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet. 

Dengan adanya kebijaksanaan ini, media Uni Soviet mulai berani memberitakan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh negara, baik di bidang ekonomi atau politik, yang sebelumnya selalu dirahasiakan atau dibungkam oleh pemerintah. Salah satu dampak dari Glasnost adalah berkembangnya nasionalisme dan kebebasan masyarakat Uni Soviet.

Disamping itu, salah satu benefit dari internet atau new media bagi individu adalah mempunyai sosial media dengan memposting sesuai dengan minat, menjadikan sosial media sebagai alat mengekspresikan diri, beropini, mempublikasikan diri, bahkan mengkritik adalah bagian dari kegiatan demokrasi.  Sosial media, sekarang menjadi symbol demokrasi. Setiap orang melalui sosial media bisa berkontribusi pada situasi politik dalam sebuah negara. 

Inilah yang disebut dengan Neo-Glasnost, keterbukaan dan transparansi terbarukan bahkan ada unsur pemerataan, canggih, visioner juga berkesinambungan. (*) 

***

*) Oleh : Ichwan Thoha, Fashion Designer, Dosen dan Penulis Buku 

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.