Kopi TIMES

Sudahi Parodi, Perangi Korupsi yang Menggurita

Sabtu, 03 Juli 2021 - 18:51
Sudahi Parodi, Perangi Korupsi yang Menggurita Riska Damayanti, Mahasiswa Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang.

TIMES MALANG, MALANG – Korupsi di negeri ini bagai jamur yang tidak pernah ada habisnya. Korupsi dapat diibaratkan sebagai penyakit yang sangat berat yang terus menerus menyerang negeri ini, mulai dari pejabat tinggi sampai rakyat jelata pun tak luput lepas dengan keikut sertaan praktik haram ini.

Kita  bisa lihat bersama di tahun 2021 ini lagi-lagi kasus korupsi masih banyak bertebaran apalagi negeri ini masih di landan kasus pandemi covid-19, praktik korupsi tidak padam di tengah kasus pandemi ini yang telah melanda negeri ini selama satu tahun  ke belakang. pihak komisi pemberantasan korupsi (KPK)  lagi-lagi menangkap seseorang yang melakukan tindakan praktik korupsi saat pandemi, termasuk ada dua menteri yang terseret di kabinet pemerintahan presiden Joko widodo. Meski sudah diperingatkan ketua KPK nyatanya, prakti korupsi masih tetap terjadi dan terus berjalan hingga saat ini.

Sungguh mengecewakan kondisi negeri saat ini. Dimana praktik korupsi kian hari kian meningkat, di ditambah lagi kondisi ekonomi masyarakat saat ini semakin terpuruk akibat pademi covid-19 yang belum berahir, namun masyarakat dibuat terkejut oleh ulah petinggi-petinggi di negeri ini dengan segala tindakan kasus korupsi yang telah terjadi. Bagaimana mungkin rakyat akan aman dan sejahtera sedangkang para pejabat senantiasa berlomba-lomba untuk mencari keuntungan masing-masing pribadi tanpa ada sedikitpun memikirkan nasib rakyat di negeri ini. Ditambah lagi sanksi yang diberikan tidak membuat atau menimbulkan efek jera bagi koruptor. 

Coba kita melihat Salah satu negara tetangga yang sukses dalam melakukan penanganan korupsi adalah Hongkong. Lembaga anti korupsi yang dimiliki Hong kong adalah independent commission Againt corrupion (ICAC), contoh negara Hong kong yang berhasil menerapkan aturan hukum yang kuat, sehingga semakin memudahkan ICAC dalam pemberantasan tindak pidana korupsi. Strategi pencegahan tindak pidana korupsi oleh ICAC Hong kong memiliki tiga pendekatan utama yaitu:  pendekatan pertama, pencegahan dilakukan melalui legalisasi dan prosedur yang mengatur secara detail mengenai definisi dan sanksi korupsi.

Selanjutnya ada pendekatan penyelidikan yang merupakan salah satu langkah-langkah penindakan untuk memberikan efek jera bagi para pelaku korupsi agara tidak ada lagi kasus korupsi yang terulang kembali. Kemudia pendekatan yang melauli pendikikan  yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sejak dini akan haknya sebagi warga negara dan kesadaran akan dampak negatif korupsi bagi kelangsungan pembangunan.  ICAC Hongkong juga memiliki lima faktor yang mendorong kesuksesan pemberantasan korupsi . Yang pertama ICAC independen dan langsung bertanggung jawab kepada posisi tertinggi di Hong kong.

ICAC bebas intervensi saat melakukan investigasi. Dengan demikian, lembaga itu bisa menginventigasi orang atau lembaga tanpa kecurigaan dan rasa takut. Yang kedua ICAC mendapatkan sokongan finansial yang kuat. Anggaran tahunan bisa mencapai AS$90 miliar, sekitar AS$15 per kapita.  Yang ketiga, mereka memiliki kewenangan yang luar biasa untuk melakukan investigasi. ICAC tak hanya bisa melakukan penyelidikan tindak pidana korupsi yang dilakukan di lembaga negara dan swasta. Tapi juga bisa menyelidiki semua tindak pidana yang berkaitan dengan korupsi.

ICAC berwenang untuk melakukan penyelidikan akun bank, bisa meminta saksi memberi keterangan dibawah sumpah, menyita harta tersangka yang berasal dari tindakan pidana korupsi, sampai mencekal tersangka. Faktor empat adalah profesionalitas. Faktor kelima yaitu tiga mata garpu adalah investigasi, pecegahan, dan pendidikan. Pendidikan merupakan kunci penting agar publik bisa ikut berpartisipasi melawan korupsi.

Dalam hal ini dapat disimpulkan dari setrategi yang digunakan lembaga ICAC bahwasanya perlunya peran atau keikut sertaan masyarakat untuk memberikan pendidikan atau pengetahuan tentang dampak dari tindakan korupsi yang  sangat merugikan ini, sejak dini mungkin dimulai dari pendikikan dasar.

Karena membangun budaya untuk memperangi korupsi ini dimulai dari dini agar dapat menghindari bahwa korupsi memberikan banyak dampak negatif dan memberika kerugian bagi negara serta seluruh masyarakat di negeri ini dengan mecontoh upaya dan setrategi dari lembaga ICAC Hongkong maka korupsi akan tenggelam dengan sendirinya.

***

*) Oleh : Riska damayanti, Mahasiswa sosiologi uniervesitas muhammadiayah malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta :
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.