TIMES MALANG, JAKARTA – Laga Semifinal kedua AFF Suzuki Cup 2020 menyisakan sejumlah cerita. Dibalik tiga kartu merah dan enam gol yang tercipta ada dua kiper yang berjibaku sebagai pertahanan terakhir tim.

Di kubu Singapura ada kiper senior yang sudah makan asam garam persepakbolaan profesional, Hassan bin Abdullah Sunny atau Hassan Sunny. Kiper yang berusia 37 tahun tersebut mendapatkan aplause dan respek baik dari suporter Singapuran maupun Indonesia.

Beberapa kali peluang-peluang emas yang bisa dikatakan 99 persen menjadi gol mampu dimentahkan kiper yang sudah bermain untuk tim Singa sejak 2004.

Namun, Indonesia juga tak ketinggalan. Tim Garuda juga memiliki kiper andalan dalam diri kiper berusia 27 tahun, Nadeo Argawinata kiper kedua di Bali United tersebut.

Dan, karena statusnya inilah Nadeo sempat mendapatkan kritik, karena hanya menjadi pelapis di timnya namun bisa mendapat panggilan Shin Tae Yong. Meski begitu, mantan penjaga gawang Borneo FC ini pun tak serta merta mendapatkan posisi utama di Timnas Indonesia. Dalam dua laga pertama kiper yang sering dibandingkan parasnya dengan kiper Chelsea, Kepa Arizabalaga ini baru mendapatkan kesempatan di laga ketiga, itupun setelah Ernando Ari mengalami cedera ketika melakukan pemanasan sebelum laga menghadapi Vietnam.

Nadeo ternyata tampil apik dan mampu menjaga gawang tak kebobolan dari gempuran para pemain Vietnam. Penampilan Nadeo pun kian apik ketika Indonesia menghadapi musuh bebuyutan yang berkesudahan dengan kemenangan 4-1.

Pelecut Semangat Comeback Timnas Indonesia

Dalam laga semifinal kedua AFF Suzuki Cup 2020, Nadeo Argawinata menjadi salah satu pahlawan lolosnya Indonesia ke babak final.

Meski sempat kebobolan dua gol, namun Nadeo berhasil menjadi penyelamat gawang Indonesia dari kebobolan di menit akhir melalui titik putih. Nadeo berhasil menepis tendangan Faris Ramli di menit 90+1.

Andai tendangan penalti tersebut masuk, Peluang Indonesia lolos ke final bisa jadi melayang. Andai tendangan penalti tersebut masuk, kesempatan Indonesia memaksakan perpanjangan waktu 2x15 menit bakal sirna.

Berkat penyelamatan tersebut, semangat pantang menyerah timnas Garuda kembali bangkit, dalam 2 x 15 menit dua gol berhasil disarangkan sekaligus menutup laga dengan skor 4-2 dan membawa Indonesia ke final.

"Jantung saya mau copot. Ketika kedudukan 2-2 dan Singapura mendapat penalti. Paten penyelamatan Nadeo Arga Winata," puji ketum PSSI, Mochamad Iriawan dalam situs resmi PSSI.

Mantan Striker Yang Sempat Putus Asa di Sepakbola

Seperti pemain kebanyakan, yang memiliki berbagai posisi di awal berlatih si Kulit Bundar. Nadeo awalnya merupakan seorang penyerang yang kemudian berubah posisi ketika masih berlatih di SSB Macan Putih. Postur yang bagus menjadi salah satu alasannya, seperti yang dikutip dari bola.net dalam wawancara pada 2018, Nadeo pun menjadi tulang punggung tim SMA nya, yakni SMAN 8 Kediri. Yang membuatnya dipanggil Timnas U-19 pada tahun 2015 karena berhasil membawa SMAN 8 menjadi juara ke-4 ajang Piala Coca Cola.

Sebelum akhirnya meraih kontrak profesional bersama Borneo FC pada 2019 yang sekaligus mengubah perjalanan hidupnya. Karir Nadeo sempat mandek akibat carut marut sepakbola nasional akibat dualisme.

"Saat itu Wahyudi Hamisi yang kasih tahu. Saya coba dan diterima," kata Nadeo yang memilih melanjutkan pendidikannya di Universitas Kadiri ketika vakum sepakbola pada 2015.

Indonesia kini memang sudsh bisa bernafas lega karena berhasil lolos ke babak final. Namun Shin Tae Yong dan seluruh skuad Garuda harus tetap fokus dan tak terlena, pasalnya lawan yang akan mereka hadapi bukan tim yang mudah, Indonesia akan menghadapi pemenang laga semifinal kedua malam ini (26/12/2021), antara Thailand atau Vietnam. (*)