TIMES MALANG, MALANG – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan mengatakan bahwa Polbangtan harus menjelma menjadi pusat pengembangan wirausaha pertanian, lulusannya bukan sekedar mencari kerja, melainkan menjadi pencipta kerja (job creator) yang mampu mendorong inovasi dan produktivitas di lapangan. Konsep pembelajaran 30 % teori dan 70 % praktik melalui Teaching Factory (Tefa) adalah kunci untuk mencapai itu.
Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa Teaching Factory (TEFA) adalah wajah nyata dari pendidikan vokasi pertanian yang berbasis praktik dan kewirausahaan. Dengan semangat saling belajar dan berbagi, saya yakin Tefa Polbangtan dapat menjadi motor penggerak SDM pertanian yang profesional, adaptif, dan siap menghadapi tantangan era modern.
Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) menerima kunjungan dari Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma) di ruang sidang kampus 1 Polbangtan Malang, Selasa (17/06/2025). Kunjungan yang akan dilaksanakan selama 2 hari bertujuan untuk memperdalam pembelajaran dan praktik terkait pengelolaan Teaching Factory (TEFA), sebagai media pembelajaran sekaligus unit usaha produktif.
Kunjungan ini dipimpin oleh Wakil Direktur I Polbangtan Yoma, Endah Puspitojati, bersama 9 anggota tim lainnya, dan diterima secara langsung oleh Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana, beserta jajaran pimpinan.
Peserta kunjungan mengikuti berbagai sesi materi dan diskusi yang difokuskan pada aspek strategis pengelolaan TEFA. Materi yang dipelajari antara lain konsep TEFA sebagai unit usaha produktif, manajemen operasional dan produksi, strategi pemasaran produk dan jasa, pengelolaan keuangan berbasis koperasi, serta penyusunan business plan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) TEFA.
Harwanto selaku Manajer TEFA Polbangtan Malang mengatakan bahwa Kami merasa sangat terhormat dan menyambut dengan hangat kehadiran dari Tim Tefa Polbangtan Yoma. Kunjungan ini bukan hanya sekadar agenda institusional, tetapi merupakan langkah nyata dalam membangun sinergi dan kolaborasi antarkampus vokasi pertanian di bawah naungan Kementerian Pertanian.
Teaching Factory (TEFA) menjadi sangat relevan dengan arah penguatan pendidikan vokasi berbasis praktik dan kewirausahaan. TEFA bukan hanya ruang pembelajaran, tetapi juga wahana untuk membangun karakter, kompetensi, dan jiwa wirausaha mahasiswa. Oleh karena itu, pengelolaan TEFA haruslah dilakukan secara profesional, terintegrasi, dan inovatif.
Di Polbangtan Malang, kami terus berupaya agar TEFA tidak hanya menjadi laboratorium produksi, tapi juga menjadi unit usaha produktif yang mampu mencerminkan dinamika industri pertanian sesungguhnya. Kami mengelola TEFA berbasis koperasi, dengan SOP yang terstandarisasi, didukung perencanaan bisnis yang matang, serta strategi pemasaran yang adaptif terhadap kebutuhan pasar.
Kami berharap kunjungan ini dapat menjadi awal dari kolaborasi yang lebih luas tidak hanya dalam pengembangan TEFA, tetapi juga dalam penguatan kurikulum, pengembangan SDM, penelitian terapan, hingga pemasaran produk bersama.
Endah Puspitojati menyampaikan apresiasi atas pengelolaan TEFA di Polbangtan Malang yang dinilai berhasil dan inspiratif. “Sangat luar biasa pengelolaan TEFA di Polbangtan Malang. Semoga kami dapat mempelajari dan mengadopsi sistem yang telah diterapkan, agar pengelolaan TEFA di kedua kampus dapat semakin maju, sukses, dan berdaya saing,” ujarnya.
Dengan semangat kolaboratif, kunjungan ini diharapkan menjadi langkah awal yang memperkuat sinergi antar kedua kampus dalam membangun sistem TEFA yang lebih terintegrasi, adaptif, dan inovatif. Polbangtan Yoma dan Polbangtan Malang berkomitmen untuk terus mendorong pendidikan pertanian yang unggul, relevan, dan siap menjawab tantangan pertanian masa depan.(*)
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |