https://malang.times.co.id/
Pendidikan

Ngaji Literasi, Gramedia Ingatkan Soal Buku Bajakan

Rabu, 18 Juni 2025 - 15:10
Ngaji Literasi, Gramedia Ingatkan Soal Buku Bajakan Ngaji Literasi yang digelar dalam rangka Semarak 1 Dekade TIMES Indonesia di Pondok Pesantren Al-Hikmah Lil Muttaqin, Kuwolu, Bululawang, Kabupaten Malang, Rabu (18/6/2025). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANG – Masih rendahnya tingkat pembelian buku di Indonesia bukan semata karena minat baca yang rendah, melainkan juga karena persoalan harga dan kurangnya kesadaran akan pentingnya menghargai karya asli. Hal ini disampaikan oleh Jarwati, Manajer Redaksi dan Produksi Non Fiksi Elex Media Komputindo, dalam kegiatan Ngaji Literasi yang digelar dalam rangka Semarak 1 Dekade TIMES Indonesia di Pondok Pesantren Al-Hikmah Lil Muttaqin, Kuwolu, Bululawang, Kabupaten Malang, Rabu (18/6/2025).

Dalam paparannya, Jarwati menyampaikan bahwa harga buku yang dianggap mahal sering menjadi alasan utama mengapa masyarakat Indonesia enggan membeli buku. Ia membandingkan dengan negara lain seperti Iran, yang memberikan subsidi kertas sehingga harga buku menjadi lebih terjangkau.

"Di Indonesia, harga buku cenderung mahal karena adanya lapisan pajak ganda. Tidak seperti di beberapa negara lain yang disubsidi. Tapi ketika kita menggelar book fair atau buka gudang dengan diskon besar, peminatnya sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa minat baca ada, hanya saja daya beli jadi kendala,” jelas Jarwati.

Jarwati menekankan bahwa masyarakat Indonesia sebenarnya tidak kekurangan minat baca, namun membeli buku belum menjadi prioritas utama dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang masih lebih mendahulukan kebutuhan primer seperti pangan dibanding kebutuhan literasi.

“Masalahnya bukan pada minat baca, tapi pada skala prioritas. Buku bukan kebutuhan utama bagi banyak orang, sehingga sering dikesampingkan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa literasi harus mulai dibiasakan dari lingkungan terkecil, yakni keluarga. Orang tua perlu memberi contoh kepada anak-anak untuk membaca dan berperilaku literat dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam membuang sampah pada tempatnya dan memanfaatkan media sosial secara bijak.

Salah satu poin penting yang disampaikan Jarwati adalah peringatan keras terhadap praktik pembelian buku bajakan. Ia menegaskan bahwa tindakan ini sangat merugikan penulis, karena mereka hidup dari royalti hasil penjualan buku asli.

"Kalau teman-teman membeli buku bajakan, maka penulis tidak mendapatkan royalti. Ini sangat merugikan penulis. Kita harus mulai sadar bahwa menghargai karya itu penting, dan salah satunya dengan membeli buku asli," tegasnya.

Jarwati juga mengajak para peserta, terutama kalangan santri, untuk menjadi bagian dari gerakan literasi yang sehat dan bertanggung jawab, yakni dengan mendukung karya-karya orisinal dan menolak pembajakan dalam bentuk apa pun.

Acara Ngaji Literasi ini menjadi bagian penting dari peringatan satu dekade TIMES Indonesia yang berkomitmen mendukung tumbuhnya budaya literasi di pesantren dan masyarakat umum. Dengan hadirnya tokoh penerbitan nasional seperti Jarwati, diharapkan terjadi peningkatan kesadaran kolektif bahwa literasi bukan sekadar aktivitas intelektual, tapi juga investasi masa depan bangsa. (*)

Pewarta : Achmad Fikyansyah
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.