https://malang.times.co.id/
Pendidikan

FISIP UB Gelar Pengabdian di Dusun Busu, Angkat Isu Perempuan dan Peradaban

Rabu, 28 Mei 2025 - 15:54
FISIP UB Gelar Pengabdian di Dusun Busu, Angkat Isu Perempuan dan Peradaban Guru Besar FISIP UB, Prof. Dr. Ali Maksum, M.Ag., M.Si., dalam seminar Kampung 3 bertema “Perempuan dan Peradaban” sebagai bagian kegiatan Pengabdian Masyarakat di Dusun Busu, Desa Slamparejo, Kecamatan Jabung, Malang. (FOTO: FISIP UB)

TIMES MALANG, MALANG – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di Dusun Busu, Desa Slamparejo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, pada Minggu, 25 Juni 2025.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Guru Besar FISIP UB, Prof. Dr. Ali Maksum, M.Ag., M.Si., dengan mengangkat tema “Perempuan dan Peradaban” dalam gelaran Seminar Kampung 3.

Tema tersebut diangkat dari realitas sosial yang dihadapi perempuan di Dusun Busu. Banyak remaja putri di wilayah ini masih terjebak dalam pola pikir lama yang menganggap peran perempuan sebatas urusan dapur, berhias, dan mengurus rumah tangga.
 
Kondisi ini menyebabkan perempuan yang memiliki keinginan berkembang melalui pendidikan menjadi terputus karena meyakini persoalan dapur adalah tempat dimana dia akan dikembalikan. 

Berdandan atau berhias sering kali menjadi prioritas utama bagi sebagian remaja perempuan, karena dianggap sebagai cara untuk menunjukkan eksistensi diri. Namun, hal ini kerap berujung pada hubungan pacaran yang kemudian mengarah pada pernikahan dini. Akibatnya, mereka harus mengorbankan pendidikan yang seharusnya dijalani di usia remaja.

Tak hanya itu, perspektif ekonomi juga menjadi sorotan, karena sebagian orang tua tidak mampu mencukupi biaya pendidikan anak-anaknya. Perempuan remaja ini kemudian merelakan pendidikan demi membantu kecukupan dengan bekerja pada sektor pertanian atau perdagangan. Menurut Prof Ali Maksum, siklus ini seakan-akan menggurita dan sulit untuk diputus.

“Perempuan bukan hanya soal dapur atau tampil cantik. Mereka juga punya hak dan potensi yang sama untuk berkontribusi dalam membangun peradaban,” tegas Prof. Ali Maksum dalam acara yang dihadiri sekitar 80 peserta perempuan.

Menurutnya, sistem patriarki yang masih kuat di masyarakat perlu digeser menuju pola pikir yang lebih adil. Perempuan harus diberi ruang yang setara dengan laki-laki, termasuk dalam urusan pendidikan dan pembangunan sosial. 

FISIP-UB-2.jpg

Peserta Seminar Kampung 3 yang sebagian besar adalah perempuan muda Dusun Busu berfoto bersama dengan pemateri seminar bertema “Perempuan dan Peradaban” yang merupakan bagian kegiatan pengadian masyarakat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya. (foto: FISIP UB)

"Karena perempuan merupakan individu yang memiliki kesempatan yang sama sebagaimana laki-laki, kebutuhan domestik tak hanya mesti dibebankan kepada perempuan, laki-laki pun juga bisa," ucapnya. 

Ia kemudian mencontohkan tokoh-tokoh perempuan dalam sejarah Indonesia seperti R.A. Kartini dan Cut Nyak Dhien yang telah membuktikan peran besar perempuan dalam kemajuan bangsa.

Dalam kesempatan itu, Prof. Ali Maksum juga mendorong para perempuan untuk berani menyuarakan aspirasi mereka, terutama yang ingin melanjutkan pendidikan namun terhalang restu keluarga.

Ia menjelaskan bahwa Universitas Brawijaya memiliki berbagai skema bantuan ekonomi bagi mahasiswa yang kesulitan biaya, sehingga tidak ada alasan untuk menyerah pada impian.

Prof Ali Maksum menjelaskan bahwa Universitas Brawijaya memiliki komitmen untuk melindungi mahasiswanya dari risiko putus kuliah atau drop out akibat kendala keuangan. Ia menegaskan, setelah seseorang resmi menjadi mahasiswa UB, peluang untuk mendapatkan bantuan ekonomi sangat terbuka dan terus diproteksi hingga mahasiswa lulus oleh pihak kampus.

Prof Ali Maksum juga berharap perempuan muda Desa Busu untuk berani meyakinkan orang tua mengenai pentingnya pendidikan dalam mengubah peradaban hingga mengubah kehidupan yang lebih baik. 

“Saya sendiri berasal dari desa di Kabupaten Malang dan mengalami kesulitan ekonomi di masa kecil. Tapi saya tidak menyerah. Pendidikan telah mengubah hidup saya, dan saya ingin perempuan di Dusun Busu juga merasakan hal yang sama,” ujar guru besar asal Desa Purwodadi, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang.

Sebagai tindak lanjut, Prof Ali Maksum bersama tim riset FISIP UB berkomitmen melanjutkan program-program pemberdayaan perempuan di Dusun Busu. Salah satunya adalah rencana pendirian Sekolah Perempuan, bekerja sama dengan Komunitas Republik Gubuk, sebagai upaya menciptakan ruang belajar yang mendorong kesadaran, keberanian, dan kemandirian perempuan desa.

“Pendidikan adalah kunci perubahan. Melalui Sekolah Perempuan, kami berharap muncul generasi perempuan yang tak hanya berdaya, tetapi juga mampu membentuk peradaban yang lebih adil dan harmonis,” ucapnya. (*)

 

 

Pewarta : Rochmat Shobirin
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.