https://malang.times.co.id/
Pendidikan

Muncul Masalah Pencernaan Pasca Konsumsi Daging Kurban, Dokter Jelaskan Sebabnya

Rabu, 04 Juni 2025 - 21:23
Muncul Masalah Pencernaan Pasca Konsumsi Daging Kurban, Dokter Jelaskan Sebabnya Ilustrasi- Daging Kurban. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANG – Tradisi penyembelihan hewan kurban yang berlangsung setiap tahun kerap disambut suka cita oleh masyarakat. Namun, tidak sedikit pula yang mengalami gangguan pencernaan seperti sakit perut hingga diare setelah mengonsumsi daging kurban. Apa sebenarnya penyebabnya?

Menurut drh. Widi Nugroho, Ph.D., dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya, gangguan tersebut bukan semata-mata disebabkan oleh masyarakat yang tidak terbiasa mengonsumsi daging merah, sebagaimana yang kerap diyakini. Masalah utama justru terletak pada aspek higienitas selama proses penanganan daging.

"Banyak orang mengalami perut sakit hingga mencret yang terjadi pasca kurban. Hal ini sering dikatakan karena tidak biasa makan daging. Tapi sebenarnya bukan karena tidak terbiasa makan daging, itu semua disebabkan karena kuman-kuman yang masuk higienitas ke daging," terangnya.

“Ketika kita mencacah-cacah daging, sering kali kita anggap remeh. Padahal pada tahap inilah banyak kuman dari lingkungan bisa masuk dan mencemari daging. Ini yang menjadi sumber masalah kesehatan,” lanjutnya.

Ia menuturkan bahwa kontaminasi bisa terjadi sejak awal, mulai dari area penyembelihan hingga pengolahan jerohan. Prosedur ideal di rumah potong hewan seharusnya terdiri dari beberapa zona, mulai dari kandang istirahat, kandang potong, hingga area pemrosesan jerohan merah dan hijau.

Menurutnya, daging merah dan karkas umumnya dalam kondisi steril saat dipotong, sehingga proses penanganannya harus dijaga agar tetap higienis. Berbeda halnya dengan jerohan, terutama jerohan hijau, yang secara alami telah terkontaminasi sehingga memerlukan proses khusus untuk menghilangkan kuman.

“Sayangnya, di beberapa tempat, jerohan masih diolah di sungai atau di tempat yang tidak layak. Idealnya, jerohan direbus dulu sebelum dibagikan untuk konsumsi jamaah. Begitu juga dengan daging, harus ditangani di tempat bersih, di atas meja, bukan di lantai atau terpal yang sudah terkena banyak bahan lain,” ujar Widi.

Ia juga menyoroti pentingnya ketersediaan sarana sanitasi seperti tempat cuci tangan bagi petugas kurban, agar proses pengolahan daging tetap higienis hingga sampai ke tangan penerima.

Dengan demikian, masyarakat diimbau untuk lebih memperhatikan proses kebersihan dalam penanganan daging kurban, agar ibadah kurban tidak justru menimbulkan risiko kesehatan. (*)

Pewarta : Achmad Fikyansyah
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.