TIMES MALANG, MALANG – Pengamat politik dari Universitas Brawijaya, Andhyka Muttaqin, SAP, M.PA, mengatakan, tidak ada calon yang paling dominan dalam Pilkada Kota Malang 2024. Menurutnya, semua pasangan calon (paslon) memiliki peluang yang sama untuk memenangkan kontestasi politik ini.
"Dalam pandangan saya, saat ini tidak ada calon pemimpin yang dominan, walaupun ada incumbent seperti mantan Pj Wali Kota Malang. Tapi, ia bukan calon yang dominan," ungkap Andhyka dalam acara Ngobrol Santai (Bonsai) bersama para pakar di Universitas Brawijaya, Kamis (12/9/2024).
Ia juga menambahkan bahwa situasinya akan berbeda jika Wali Kota Malang periode 2018-2023, Sutiaji, ikut maju dalam pilkada tahun ini. Namun, kenyataannya Sutiaji tidak mencalonkan diri pada Pilkada Kota Malang 2024.
Di sisi lain, Andhyka, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Peneliti Perilaku Pemilih di Era Digital Universitas Brawijaya, menyebutkan bahwa pasangan calon Abah Anton memiliki potensi yang cukup besar. Namun, ia menegaskan bahwa kekuatan Abah Anton tidak signifikan dibandingkan dengan pasangan calon lainnya.
"Abah Anton memang potensial, tetapi dia memiliki keterkaitan dengan isu hukum. Tahapan pemilu kali ini juga tidak bisa dipisahkan dari dinamika hukum yang ada di Indonesia," tambahnya.
Secara umum, Andhyka mengatakan bahwa Pilkada adalah pintu gerbang yang dapat mengarah pada kebaikan maupun keburukan. Seorang pemimpin terpilih akan dihadapkan pada pilihan apakah akan menjadi pemimpin yang baik atau sebaliknya.
"Pemilu yang demokratis dan bersih akan menghasilkan pemimpin yang baik. Sebaliknya, jika pemilu diwarnai dengan kecurangan, maka akan menghasilkan pemimpin yang tidak baik, yang nantinya akan berdampak pada pengelolaan daerah," pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pengamat Politik: Tidak Ada Calon yang Dominan di Pilkada Kota Malang
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |