TIMES MALANG, MALANG – Tim Semeru, Universitas Negeri Malang terus melakukan persiapan untuk mengikuti "Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE)" pada 8 Oktober hingga 3 November mendatang.

“Saat ini kami fokus pada perawatan mobil, mulai dari komponen hingga inovasi baru yang dapat diterapkan. Kami terus mengevaluasi kekurangan dari tahun lalu untuk memastikan performa maksimal,” ujar Ali Fahmi, anggota tim Semeru kepada TIMES Indonesia, Kamis (27/6/2024) lalu.

Tahun ini, Tim Semeru memutuskan untuk tidak mengikuti Shell Eco Marathon Asia Pacific yang digelar di Sirkuit Mandalika, NTB. Ada beberapa alasan mereka tidak ambil bagian di ajang bergengsi tersebut.

“Tahun ini Tim Semeru ditugaskan untuk fokus pada ‘Kompetisi Mobil Hemat Energi (KMHE),’” ujar Ketua Tim Semeru, Dharma Maheswara.

Tim Semeru ini terbentuk pada tahun 2015. Tim ini lahir dari inspirasi para mahasiswa Teknik Mesin setelah mengikuti "Kompetisi Mobil Hemat Energi" yang diadakan oleh Universitas Brawijaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. 

Dengan semangat tinggi untuk berkompetisi di ajang serupa, beberapa mahasiswa memulai langkah pertama mereka dalam merintis Tim Semeru. Setelah melewati berbagai rintangan, Tim Semeru berhasil lolos ke kompetisi pertama mereka pada tahun 2016.

Pada awalnya, Tim Semeru berada di bawah naungan Himpunan Mahasiswa Teknik (HMJ). Namun, pada tahun 2024, tim ini telah berkembang menjadi organisasi independen dan membuka kesempatan bagi mahasiswa dari berbagai jurusan untuk bergabung. Saat ini, Tim Semeru beranggotakan 37 mahasiswa dari angkatan 2021, 2022, dan 2023.

Selama perjalanannya, Tim Semeru telah aktif berpartisipasi dalam berbagai kompetisi, baik di tingkat nasional maupun dalam event non-DIKTI. Prestasi mereka termasuk juara pertama di Kontes Mobil Hemat Energi 2018 dengan prototype berbahan bakar etanol, juara pertama dalam kategori desain prototype di Shell Eco Marathon, dan juara kedua dalam lomba PLN untuk kategori roda tiga.

Dharma Maheswara mengungkapkan bahwa meskipun perkembangan mobil hemat energi di Indonesia masih memerlukan banyak perbaikan, inovasi yang dihasilkan dari perlombaan telah berhasil diimplementasikan pada kendaraan umum. 

Salah satu contohnya adalah sistem idling stop pada sepeda motor matic yang awalnya merupakan strategi inovatif dalam kompetisi.

“Kami fokus mengembangkan prototype yang berpotensi diimplementasikan dalam industri otomotif,” ujar Dharma. 

Tim Semeru saat ini mengembangkan bahan bakar ethanol dari jagung dan tebu, yang merupakan bio-bahan bakar ramah lingkungan. 

“Bahan bakar yang utama kami kembangkan adalah ethanol atau alkohol, yang memiliki keunggulan sebagai bio-bahan bakar yang berasal dari buah-buahan,” jelas Dharma.

“Indonesia memiliki potensi besar dalam produksi tebu dan jagung, sehingga Tim Semeru memanfaatkan ini dengan mengembangkan bahan bakar sendiri yang ramah lingkungan untuk masa depan,” tambahnya. (*)