TIMES MALANG, MALANG – Korupsi di Indonesia telah merusak demokrasi dan ekonomi. Untuk itu, dibutuhkan strategi pemberantasan korupsi melalui pendidikan, pencegahan sistemik, dan penindakan tegas.
Hal ini disampaikan oleh Anis Wijayanti, Kasatgas Pendidikan Tinggi KPK, saat menjadi narasumber diskusi “Corruption Ends With Us: Dari Karya ke Aksi, Membangun Bangsa Tanpa Korupsi” yang digelar Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (Poltekes Malang), Rabu (11/12/2024).
Anis menyampaikan, skor Indeks Persepsi Korupsi Indonesia pada tahun 2024, terbilang rendah, yaitu 34/100. Selain itu, ia mengungkapkan pola-pola korupsi yang sering terjadi di perguruan tinggi, seperti penyalahgunaan dana beasiswa dan praktik suap.
"Korupsi tidak hanya soal kerugian finansial, tetapi juga menghancurkan moralitas generasi muda," tegas Anis.
Ia menambahkan, masyarakat dan aparat hukum tidak cukup hanya menutup celah korupsi, tetapi juga harus menanamkan nilai-nilai integritas sejak dini. Harapannya, mahasiswa tidak hanya tidak bisa melakukan korupsi, tetapi juga tidak mau melakukan korupsi.
Untuk itu, Anis menekankan pentingnya strategi pemberantasan korupsi melalui pendidikan, pencegahan sistemik, dan penindakan tegas.
Narasumber lainnya, Jurnalis Tempo sekaligus host podcast Bocor Alus Politik, Husein Abri Muda Yusuf Dongoran menyoroti peran penting media dalam mengungkap kasus-kasus korupsi. Ia menceritakan tantangan yang dihadapi media investigasi seperti Tempo, termasuk tekanan politik dan pembatasan kebebasan pers.
"Media seperti Tempo sering menjadi sasaran tekanan, tetapi tugas kami adalah memastikan suara masyarakat tetap didengar," ujarnya.
Namun, ia juga menekankan pentingnya inovasi dalam penyampaian informasi antikorupsi, salah satunya melalui platform digital seperti podcast.
Nisa Zonzoa dari Indonesia Corruption Wacth menekankan peran strategis generasi muda dalam memerangi korupsi. Ia mengungkapkan bahwa pada tahun 2022, kerugian negara akibat korupsi mencapai Rp28 triliun dengan pelaku korupsi yang semakin muda, termasuk yang berusia 22 tahun.
Ia mendorong anak muda untuk aktif melaporkan kasus korupsi, memanfaatkan media sosial sebagai alat advokasi, dan menanamkan nilai integritas sejak dini.
"Rezim Suharto yang pada saat itu terkenal dengan korupsinya, itu bisa dilengserkan oleh mahasiswa," tegasnya. "Jadi sebenarnya orang muda ini punya kekuatan, untuk melawan dan melakukan perubahan asal kita mau."
Nisa mengajak mahasiswa untuk memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk melawan korupsi. "Media sosial adalah senjata kita. Gunakan untuk menyuarakan keadilan dan melawan korupsi," tambahnya.
Acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan stand-up comedy dari Dewangga Pribaditya yang berhasil menghibur peserta dengan guyonannya dan dengan sedikit menambah edukasi tentang permasalahan korupsi.
Selain itu, penghargaan diberikan kepada pemenang tiga lomba yang diadakan pada pagi hari. SMAN 1 Lawang dinobatkan sebagai pemenang lomba debat, Felix Wicaksono dari SMAN 1 Malang menjadi juara lomba public speaking, dan Hasna Widya dari SMA Islam Al-Ma’rif Singosari meraih juara lomba esai.
Penanggung jawab acara, Khairudin, S.Pd., M.Pd., menjelaskan bahwa festival ini merupakan bagian dari agenda tahunan Poltekes Kemenkes Malang untuk memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia.
Ia berharap mahasiswa Poltekes dapat menginternalisasi nilai-nilai antikorupsi melalui pengalaman langsung dalam menyelenggarakan kegiatan ini. Khairudin juga menekankan pentingnya peran mahasiswa kesehatan dalam memberantas korupsi di sektor kesehatan, seperti kasus korupsi alat kesehatan yang masih sering terjadi.
"Kami ingin mahasiswa memiliki pengalaman nyata yang dapat membentuk mereka menjadi agen perubahan di masa depan," ungkapnya.
Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Anticorruption Advisor USAID Indonesia Ahmad Qisa’i, Chief of Party USAID Integritas, Lensi Mursida, dan Program Manager USAID Integritas, Danar. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan internasional terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. (*)
Pewarta | : Calista Putri (MG) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |