https://malang.times.co.id/
Pendidikan

Hamid Rusdi, Pejuang asal Malang Pemimpin Pasukan Bahasa 'Walikan'

Jumat, 11 Agustus 2023 - 14:11
Hamid Rusdi, Pejuang asal Malang Pemimpin Pasukan Bahasa 'Walikan' Monumen patung Hamid Rusdi yang ada di Jalan Simpang Balapan Kota Malang. (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANG – Pejuang kemerdekaan asal Malang, Hamid Rusdi menjadi sosok penting yang namanya diabadikan. Mulai dari monumen patung di Jalan Simpang Balapan, Terminal Hamid Rusdi hingga terdapat jalan bernama Jalan Hamid Rusdi di Kota Malang.

Hamid Rusdi sendiri lahir pada tahun 1911 silam di Desa Sumbermanjing Kulon, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. Ia terlahir dari keluarga berada dan berkecukupan.

"Hamid Rusdi lahir dari keluarga kaya rayam orang tuanya tuan tanah dulu," ujar pemerhati budaya dan sejarah Kota Malang, Agung Buana, Jumat (11/8/2023).

Jiwa patriotisme dari Hamid Rusdi mulai tumbuh sejak ia memasuki usia remaja. Ia pernah bergabung dengan Pandu Ansor hingga bekerja sebagai sopir di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Lowokwaru.

"Ini masih banyak yang belum tahu kalau Hamid Rusdi dulu pernah jadi sopir di Lapas Lowokwaru. Di sana ia dilatih oleh tentara Jepang," ungkapnya.

Hamid Rusdi mendapat pelatihan militer dari Jepang sejak tahun 1943. Serangan bon atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945 membuat Jepang angkat kaki dari Indonesia.

Tahu Jepang menyerah, Hamid Rusdi bersama dengan para pejuang yang lain melakukan peluncutan senjata kepada tentara Jepang.

"Peluncutan senjata itu bukan perkara mudah. Tetapi, Hamid Rusdi saat itu menjadi komandannya dengan gagah berani melucuti senjata tentara Jepang," katanya.

Pasca momen Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Hamid Rusdi direkrut menjadi Badan Keamanan Rakyat atau yang saat ini disebut sebagai TNI. Selama karir militernya, Hamid Rusdi mendapat pangkat Letnan Kolonel (Letkol).

Namun, pada tahun 1948 atas alasan efisiensi keuangan negara, pangkatnya turun menjadi Mayor. Setahun berselang, Hamid Rusdi kembali ikut dalam pertempuran Agresi Militer Belanda II.

Pada pertempuran ini, Hamid Rusdi memimpin kelompok pejuang bernama Gerilya Rakyat Kota (GRK). Kelompok inilah yang menginisiasi bahasa walikan atau bahasa terbalik.

Tujuan menggunakan bahasa walikan, untuk mengelabuhi mata-mata dari Belanda.

"Jadi contohnya apabila ingin bicara bagus sekali atau apik sekali, diganti kipa ilakes. Bahasa walikan ini untuk mengelabui Belanda saat itu," tuturnya.

Pada agresi militer Belanda II, Hamid Rusdi pun mati ditangan penjajah pada 8 Maret 1949. Ia terkena senapan pasukan kolonial di pinggir sungai kawasan Wonokoyo, Kedungkandang.

"Hamid Rusdi meninggal usia 38 tahunm ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Suropati tahun 1949," tandasnya. (*)

Pewarta : Rizky Kurniawan Pratama
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.