TIMES MALANG, MALANG – Mahasiswa Politeknik Negeri Malang (Polinema) memamerkan berbagai prototipe inovatif dalam PBL Expo Polinema 2025 di Graha Polinema, 25-26 November 2025. Salah satu yang menarik perhatian adalah GambutGuard, sebuah sistem pemantauan otonom berbasis Internet of Things (IoT) yang dirancang khusus untuk mencegah kebakaran pada lahan gambut di perkebunan kelapa sawit.
Inovasi yang dikembangkan oleh mahasiswa Program Studi Teknologi Informatika ini bertujuan membantu para petani, khususnya di Riau dan Kalimantan, yang kerap menghadapi ancaman kebakaran lahan gambut saat musim kemarau.
"Harapannya supaya bisa dilirik pemerintah agar dibantu dalam bidang pengembangan dan pendistribusian secara nasional," ujar Gabriel Batavia Xaverius, salah satu anggota tim GambutGuard, mengenai harapannya untuk inovasi ini.
Cara Kerja dan Implementasi
Dibuat dalam waktu sekitar dua hingga tiga minggu di bawah bimbingan dosen Jurusan Teknologi Informatika, GambutGuard dilengkapi dengan tiga sensor utama: sensor kelembaban tanah, sensor gas, dan sensor suhu.
Gabriel Batavia Xaverius mejelaskan tentang GambutGuard kepada anak-anak SMA yang hadir di PBL Expo Polinema 2025. (Beril Bestarino/TIMES Indonesia)
Cara kerjanya dimulai dengan menancapkan sensor tanah ke kedalaman 40 hingga 60 sentimeter. Sensor ini akan terus memantau tingkat kelembaban. Jika terdeteksi kondisi tanah yang mengering hingga ke level berbahaya, sistem akan secara otomatis mengaktifkan sprinkler (penyemprot air) untuk membasahi tanah dan mencegah timbulnya api.
Begitu pula jika sensor asap atau panas mendeteksi indikasi kebakaran, sprinkler akan langsung diaktifkan untuk memadamkan api sedini mungkin.
Lebih dari Sekadar Tugas Kampus
Bagi Gabriel dan tim, GambutGuard bukan hanya sekadar proyek tugas kuliah atau prototipe akademik belaka. Inovasi ini merupakan sebuah kontribusi nyata untuk membantu masyarakat Indonesia, khususnya para petani yang hidup berdampingan dengan lahan gambut.
Dengan sistem otomatis berbasis energi terbarukan, GambutGuard diharapkan dapat menjadi solusi praktis dan berkelanjutan dalam memitigasi risiko bencana kebakaran hutan dan lahan yang kerap terjadi setiap tahun. (*)
| Pewarta | : TIMES Magang 2025 |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |