TIMES MALANG, MALANG – Ratusan mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mendapatkan materi edukasi literasi keuangan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Kamis (4/9/2025). Dalam acara “LPS Goes to Campus” yang digelar oleh Kantor Perwakilan LPS II di Gedung Rektorat lantai 5 ini, para mahasiswa diberi materi dari para praktisi yang berasal dari LPS, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI).
Acara tersebut diikuti oleh sekitar 500 mahasiswa dari berbagai semester di Fakultas Ekonomi UIN Malang. Antusiasme peserta bahkan melebihi target undangan awal yang hanya 400 orang.
Kepala Kantor Perwakilan LPS II, Bambang S. Hidayat, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya LPS untuk mendekatkan diri dengan mahasiswa dan sivitas akademika di kampus.
“Ada dua program utama, yaitu LPS Goes to Campus dan kunjungan mahasiswa ke kantor LPS. Jika program kunjungan mahasiswa dilakukan di kantor kami, LPS Goes to Campus seperti hari ini bertujuan untuk bertemu langsung dengan mahasiswa dan memberikan edukasi,” jelasnya.
Menurut Bambang, tujuan utama kegiatan ini adalah mengenalkan tugas dan fungsi LPS sekaligus memberikan pemahaman terkait pengelolaan keuangan yang baik.
“Kami tidak hanya bicara soal tabungan aman di bank, tapi juga bagaimana menghindari pinjaman online ilegal, judi online, dan praktik keuangan yang berisiko. Literasi keuangan ini bukan sesuatu yang selesai dengan satu kali sosialisasi, tapi harus dilakukan berkelanjutan,” tegasnya.
Bambang juga mengungkapkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia sudah cukup tinggi, yaitu 80,51%, namun tingkat literasinya baru 66,46%.
“Ini yang membuat kami berkolaborasi dengan OJK, BI, dan perguruan tinggi untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat, khususnya generasi muda,” ujarnya.
Ia menambahkan, di era teknologi dan kemudahan akses informasi, mahasiswa harus memiliki pengetahuan yang cukup agar tidak terjerumus pada praktik keuangan yang salah.
Dekan Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang, Misbahul Munir, menyampaikan apresiasi kepada LPS atas penyelenggaraan kegiatan ini.
“Kegiatan ini penting agar mahasiswa tidak hanya mendapat teori dari kampus, tetapi juga wawasan langsung dari praktisi. Dengan begitu, ada sinergi antara akademisi dan industri,” jelasnya.
Dia berharap kegiatan ini tidak berhenti pada sosialisasi semata, tetapi berlanjut pada bentuk kerja sama lain seperti company visit, agar mahasiswa bisa melihat praktik nyata pengelolaan keuangan oleh lembaga keuangan.
“Harapannya, ketika lulus nanti, mahasiswa sudah siap menghadapi dunia kerja dan paham praktik pengelolaan keuangan di industri,” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |