TIMES MALANG, MALANG – Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (FKH UB) melakukan pendampingan dan pembekalan kepada warga peternak untuk mencegah hewan ternak dari infeksi.
Kegiatan ini dikemas lewat program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang dilakukan drh Ida Bagus Gde Rama Wisesa selaku Dosen Lab Parasitologi FKH UB. Kemudian, kegiatan ini juga terlibat mahasiswa yang turut ikut menjalankan yakni Lutfhi Annisa Kamal dan Arwina Jullini.
Dosen Lab Parasitologi FKH UB drh Ida Bagus Gde Rama Wisesa mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat. Dalam KKN ini mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar untuk hidup di tengah-tengah masyarakat di luar kampus serta secara langsung mengidentifikasi masalah-masalah pembangunan yang dihadapi.
Kegiatan KKN Tematik yang didalamnya terdapat edukasi serta sosialisasi kepada masyarakat digelar secara luring dan daring sejak 19 Juli 2021 hingga 17 Agustus 2021.
Untuk pelaksanaan luar jaringan di Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Program upaya peningkatan kesadaran serta kepedulian terhadap zoonosis melalui sosialisasi penyakit fasciolosis dilaksanakan di desa tersebut mulai tanggal 3-10 Agustus 2021.
Rama menjelaskan, fasciolosis merupakan penyakit yang telah diakui seluruh dunia sebagai salah satu faktor penyebab turunnya produktivitas ternak yang disebabkan oleh infeksi cacing famili Trematoda, yaitu Fasciola sp.
Di Indonesia sendiri, dilihat kerugian secara ekonomi yang diakibatkan oleh fasciolosis mencapai Rp513,6 miliar/tahun. Serta kerugian-kerugian lain yang akan didapat oleh peternak desa akibat kurang memahami tentang penyakit fasciolosis.
"Alternatif solusi guna menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan melakukan sosialisasi atau pemahaman kepada masyarakat," tutur Rama dalam keterangan tertulisnya, Kamis (2/9/2021).
Ia menjelaskan bahwa sosialisasi bagian dari komunikasi kebijakan yang merupakan tahap awal yang harus terpenuhi dalam implementasi kebijakan. Kebijakan yang dimaksud adalah mengenai hal yang dapat dilakukan oleh peternak dalam menghadapi kasus zoonosis (Fasciolosis)
"Untuk sosialisasinya dilakukan dengan metode door to door. Media yang digunakan adalah power point yang disajikan secara digital menggunakan gawai," ungkapnya.
Rama juga menerangkan, Sosialisasi diawali dengan wawancara singkat untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan mengenai zoonosis dan fasciolosis.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan seperti menjaga jarak antar peserta sosialisasi, menggunakan masker, dan menggunakan hand sanitizer sebelum masuk ruangan.
Selain sosialisasi, adapun kegiatan tambahan yang dilakukan untuk mendukung kesehatan hewan maupun manusia itu sendiri, antara lain pembersihan kandang dan sapi, serta pemberian pakan sapi.
Kegiatan dimulai dengan pembersihan kandang. Pembersihan kandang merupakan salah satu upaya kesehatan yakni melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya serta pencegahan penyakit. Kebersihan lingkungan akan mempengaruhi kesehatan hewan ternak bahkan juga kesehatan manusia itu sendiri.
Pihaknya mencatat, di Desa Gading Kulon mayoritas peternak membersihkan kandang dan sapi sebanyak tiga kali sehari. Namun berdasarkan survei, ada beberapa yang melakukan pembersihan kurang dari tiga kali sehari.
"Pembersihan kandang yang tidak rutin akan menjadi penyebab masalah sanitasi kandang. Idealnya peternak membersihkan menggunakan air mengalir dari selang air, tanpa sabun, deterjen, atau zat pembersih lainnya," terangnya.
Selanjutnya, pemberian pakan sapi dilakukan setelah kandang dan sapi dibersihkan. Pakan yang diberikan adalah rumput atau hijauan yang sudah melalui proses penyacahan oleh mesin. Selain hijauan, sapi diberikan pakan berupa konsentrat. Pakan diberikan sebanyak 2 kali sehari, yakni pagi dan sore.
Kelompok KKN FKH UB juga mengkampanyekan protokol kesehatan Covid-19. Mereka membagikan masker dan hand sanitizer kepada warga penerima sosialisasi tentang mencegah hewan ternak dari infeksi. (*)
Pewarta | : Mohammad Naufal Ardiansyah |
Editor | : Faizal R Arief |