TIMES MALANG, MALANG – Pemerintah Kota Malang (Pemkot Malang) tidak mewajibkan siswa memakai seragam sekolah saat menjalani uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas Kota Malang yang dimulai hari ini, Senin (6/9/2021).
Ada sejumlah alasan mengapa siswa dibolehkan memakai pakaian bebas tapi sopan dan rapi. Salah satunya adalah faktor perekonomian masyarakat di tengah kondisi pandemi Covid-19.
"Kita tahu sendiri perekonomian seperti ini. Kami tidak memaksakan (siswa) harus pakai seragam. Kelas 7 SMP anak baru, misal belum sempat beli karena faktor ekonomi. Kelas 8 anak lama di rumah dan (seragam) gak muat. Daripada dipaksa dan gak nyaman," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Suwarjana, Senin (6/9/2021).
Pihaknya menggarisbawahi hal terpenting saat pelaksanaan PTM terbatas adalah penerapan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat. Hanya 50 persen siswa yang boleh masuk sekolah.
Sedangkan untuk fasilitas transportasi, Pemkot Malang telah menyiapkan armada khusus antar jemput siswa sekolah. Pihaknya telah menyiapkan enam armada bus sekolah.
Suwarjana menyampaikan, PTM terbatas di Kota Malang ini disambut baik oleh siswa dan orang tua siswa. Dalam catatannya, survei Disdikbud menyebutkan 99,9 persen wali murid menyetujui pembelajaran tatap muka.
"Tapi saya minta jangan gegabah. Jangan terlalu memaksakan uji coba ini. Kalau kurang sehat harus istirahat dulu," tuturnya.
Di sisi lain, lanjut Suwarjana, dari 45 ribu pelajar tingkat SD-SMP sederajat di Kota Malang, terdata sudah ada 10 ribuan pelajar yang menerima suntikan vaksin Covid-19 dosis pertama.
Pemkot Malang setiap hari menargetkan 2.500 pelajar yang divaksin. Salah satunya di sentra vaksinasi Covid-19 di Polkesma. Dengan demikian, per September 2021 ini seluruh pelajar SD-SMP di Kota Malang tuntas menerima vaksin Covid-19. (*)
Pewarta | : Mohammad Naufal Ardiansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |