TIMES MALANG – Yayasan Pejuang Mimpi Indonesia berkolaborasi dengan SaungKanak, 4Shine, dan Lucky Charm menyelenggarakan acara Ramadhan Creative di Maliki Plaza, Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim, Kota Malang. Acara sederhana ini berhasil menghadirkan senyuman yang berarti bagi anak-anak penyandang disabilitas.
Bulan Ramadan merupakan momen yang penuh makna untuk berbagi cerita dan kasih sayang. Berbagai cara dapat dilakukan agar momen di bulan penuh ampunan ini tidak berlalu begitu saja.
Kebahagiaan anak-anak penyandang disabilitas dalam acara Ramadhan Creative yang digelar oleh Yayasan Pejuang Mimpi Indonesia. (FOTO: Nihrul Bahy Muhammad/TIMES Indonesia)
Mulai dari berbagi menu berbuka puasa hingga bertukar cerita sederhana, semua dapat dilakukan dengan penuh sukacita. Hal-hal yang mungkin terlihat kecil bagi sebagian orang, bisa menjadi sangat berharga di tangan yang tepat.
Acara ini menawarkan beragam kegiatan, seperti Cooking Class, permainan, pembagian tali asih, pembacaan dongeng, hingga penyampaian kultum.
Sri Rahayu, pendiri Yayasan Pejuang Mimpi Indonesia, menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah untuk saling mengisi peran dalam mendukung anak-anak disabilitas.
"Mimpi akan lebih cepat terwujud jika diwujudkan melalui kolaborasi," ujar Sri Rahayu. "Selain itu, lebih menyenangkan karena kita bisa saling mendukung," ucapnya.
Riska, pendiri SaungKanak, juga menekankan pentingnya solidaritas dalam mendampingi anak-anak disabilitas.
"Melalui acara seperti ini, kami bisa turut membersamai mereka dalam proses tumbuh kembang. Kami berkontribusi dengan mendongeng," kata Riska.
Gerakan Pejuang Mimpi ini membuktikan bahwa anak-anak penyandang disabilitas memiliki jiwa pejuang yang layak mendapat perhatian.
Rahayu berharap stigma negatif terhadap mereka dapat dihilangkan. "Berikan ruang dan kesempatan yang sama bagi mereka untuk belajar dan berkarya," tegasnya.
Rahayu juga menekankan pentingnya kesamaan persepsi tentang anak disabilitas.
"Mereka juga berhak mendapatkan kesempatan untuk berkembang seperti anak-anak lainnya. Jangan pernah memandang mereka sebagai anak yang tidak berguna. Setiap anak terlahir dengan potensi luar biasa dan mimpi yang sama," tambahnya. (*)
Pewarta | : Nihrul Bahy Muhammad (Magang MBKM) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |