TIMES MALANG, MALANG – Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di tahun 2024 ini merayakan hari jadinya yang ke-93 atau hampir satu abad lamanya. Sebuah sejarah dalam perjalanan panjang GKJW ini, tentunya patut ditularkan pada generasi sekarang ataupun mendatang. 

Sekretaris Umum (Sekum) Majelis Agung (MA) GKJW, Pdt Agung Siswanti, mengatakan, berdasarkan data dari Majelis Daerah melalui pelaporan pada sidang ke 122/2024 MA GKJW, jumlah warga GKJW ada sebanyak 98.304 jiwa. Dari jumlah itu, setidaknya ada 27 persen merupakan anak maupun remaja. 

"Dari situ, bisa dikatakan bahwa para generasi sekarang dan mendatang ini harus bisa mempertahankan apa yang menjadi sejarah dan apa yang harus ditularkan," ujar Agung, Senin (9/12/2024). 

Pada usia ke-93, keberadaan GKJW sudah melewati masa dan waktu dalam berbagai pengalaman yang mewarnai di dalamnya. 

Banyak hal baik yang patut dihayati dalam nilai-nilai kehidupan bersama sebagai warga GKJW. 

"Wujud persekutuan salam kehidupan bersama sebagai Patunggilan layak digemaman kepada semua pihak, terutama para generasi masa kini," ungkapnya. 

Maksud dari Patunggilan, dimana panggilan jiwa dalam kebersamaan atau persatuan harus dipegang erat demi mempertahankan jejak dan sejarah GKJW untuk masa kini maupun mendatang. 

"GKJW ada dan terbentuk dalam rangkaian waktu yang panjang. Bukan dalam tempo yang instan. Berbagai peristiwa historis telah membentuk sedemikian rupa, yang bisa menimbulkan suka duka, kehilangan dan juga harapan, yang menjadikan kedewasaan setiap orang di dalamnya," jelasnya. 

Dengan begitu, lanjutnya, kepada generasi masa kini ia berpesan untuk terus digunakan agar GKJW masa kini tak terputus secara kesejarahan. 

GKJW ada hingga saat ini masa ke masa, unsur historisitas patut terus ditularkan kepada generasi yang tengah menuju ke tingkat kedewasaannya. 

"Kepada mereka lah harapan masa depan akan keberlangsungan GKJW diletakkan. Agar pada saat mereka memahami dan menghayati jati diri GKJW, terlebih lagi mereka dapat mengaktualisasikan diri dalam kehidupan konkret sebagai GKWJ," tuturnya. 

"Kiranya semakin bertambah usia, semakin terhayati pula makna patunggilan di dalamnya," ucapnya. (*)