TIMES MALANG, MALANG – Perhutani KPH Malang bersama Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Malang menjajaki kolaborasi strategis untuk pengelolaan hutan yang berkelanjutan, produktif, dan memberdayakan masyarakat.

Audiensi yang digelar di Kantor Perhutani KPH Malang, Rabu (16/07/2025) ini menjadi momentum penting bagi kedua belah pihak untuk menyamakan visi dalam mengelola hutan.

Kelik Djatmiko, Administratur KPH Malang, menegaskan bahwa pengelolaan kawasan hutan seluas 90.360,80 hektare yang terdiri atas hutan produksi dan hutan lindung tidak dapat dijalankan secara sepihak.

“Keinginan kami mengelola hutan adalah untuk kesejahteraan masyarakat. Tapi kami juga sadar, kami tidak bisa sendiri. Butuh kolaborasi dengan banyak pihak,” ungkapnya.

Kawasan hutan yang dikelola KPH Malang tidak hanya menyimpan vegetasi produktif seperti jati, mahoni, pinus, dan damar, tapi juga menjadi rumah bagi beragam flora dan fauna.

138 desa hutan di tiga wilayah administratif KPH Malang, seperti Kabupaten Malang, Kediri, dan Kota Batu. Ini menjadikan kawasan tersebut vital, tidak hanya secara ekologi, tapi juga sosial dan ekonomi.

"Saya ingin kolaborasi ini semakin meningkatkan produktivitas pengelolaan hutan yang maksimal," ujarnya.

Kelik akrab disapa itu juga menyinggung pentingnya pembelajaran dari daerah lain, seperti kolaborasi Ansor Situbondo dengan Perhutani dalam pemanfaatan lahan kopi.

Ia percaya bahwa pendekatan serupa bisa dikembangkan di Malang, tentu dengan menyesuaikan pada potensi dan karakteristik lokal.

“Kami terbuka untuk berbagai model kerja sama yang saling menguntungkan,” tegasnya.

Menanggapi hal ini, Ketua GP Ansor Kabupaten Malang, Fatkhurrozi, menyampaikan antusiasme dan komitmen organisasinya untuk terlibat aktif dalam mengelola hutan.

“Ini adalah kesempatan luar biasa. Dengan semangat gotong royong, kami siap mendukung program pemerintah dalam ketahanan pangan, penghijauan, hingga menjaga hutan lindung,” ujarnya.

Fatkhurrozi juga menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan hutan.

“Kami ingin memperkuat peran organisasi dalam membangun ekonomi kerakyatan. Kita ingin hadir, bukan hanya sebagai mitra, tapi sebagai penggerak yang turut membawa solusi," imbuhnya.

Keduanya sepakat bahwa kolaborasi ini harus dibangun atas dasar cinta kasih terhadap alam dan kemanusiaan.

Kolaborasi ini diharapkan bisa menjadi model inspiratif bagi daerah lain dalam upaya pelestarian lingkungan yang inklusif, partisipatif, dan berdampak luas.

“Semoga kolaborasi kita menjadi yang inspiratif dan sangat bermanfaat, tidak hanya bagi Perhutani dan Ansor, tapi untuk masyarakat luas,” tutup Fatkhurrozi dengan penuh harapan. (*)