https://malang.times.co.id/
Berita

Bang Miun Penangkal 30SPKI di Kota Batu

Kamis, 30 September 2021 - 23:15
Bang Miun Penangkal 30SPKI di Kota Batu Bang Miun yang kini dikenal piawai menari Sanduk, ternyata dahulu Garda Terdepan melawan PKI. (Bang Miun for TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, BATU – Gaya tariannya khas, gerakannya selaras dan penuh kekompakan seirama. Baju Pesa’an, baju adat Madura yang dikenakan, kumis tebal sambil menenteng Monten, sebuah senjata sejenis Clurit namun gagangnya panjang menjadi kekhasan tersendiri Grup Kesenian Sanduk Bang Miun.

Grup Seni Sanduk dari Kampung Meduran, Kelurahan Sisir, Kota Batu, Jawa Timur ini memang begitu dikenal. Tarian gagahnya yang khas, ditambah dengan baju yang dikenakan membuat grup sanduk ini dinantikan pada setiap acara.

Tidak sedikit penonton tidak larut saat melihat tarian Bang Miun. Mereka ikut menyanyi mengikuti irama lagu Madura yang penuh suka cita dan sangat bersemangat. Tapi siapa sangka, dulu di tahun 1965, nama kelompok Bang Miun ini sudah tenar.

Semua mengenal nama kelompok ini, namun bukan karena kepiawaiannya menari Sanduk, tapi karena gebrakannya melawan gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) saat itu.  

“Kekuatan PKI di Kota Batu pada tahun 1965 berada di jantung kota, mereka memanfaatkan daerah Stamplat (terminal) yang dahulu berada di belakang bangunan yang kini menjadi Batu Plaza. Ditempat itu dibangun monumen berukuran besar, lambang Palu- Arit, yang menghancurkan monumen itu ya Bang Miun,” ujar Haji Ridwan Hasan, warga Jalan Lesti Kelurahan Ngaglik.

BAng Miun 1

Mantan Pejuang Hizbullah yang akrab dipanggil Togog ini mengisahkan saat itu PKI yang dipimpin seorang bernama Libi menggalang massa untuk kepentingan show of force atau melancarkan perang urat syaraf kepada kelompok agama.

TIMES Indonesia mencoba menelusuri keberadaan Bang Miun yang diceritakan Togog. Sebagian besar tokoh Bang Miun sudah meninggal dunia. Anak-anak dan cucu anggota Kelompok Bang Miun hanya pernah mendengarkan cerita singkat tentang kelompok ini.

Bahkan Bang Miun pernah bubar karena tidak ada aktivitas namun akhirnya dihidupkan kembali pada tahun 2000. Akhirnya TIMES Indonesia menemukan cucu dari pendiri kelompok Bang Miun, kelompok yang tenar pada tahun 1965 dan juga tenar saat ini.

“Bang Miun sebenarnya bukan nama orang, tapi sebuah akronim, Barisan Antar Generasi Muda Islam Umat Nahdliyin. Awalnya konsen pada Pencak Silat kemudian berkembang menjadi kesenian Sanduk,” ujar Sekretaris Bang Miun Kota Batu, Bambang Irawan.

Menurutnya Bang Miun berdiri pada bulan Juli tahun 1965. Salah satu tokoh pendirinya adalah Untung Sutrisno, seorang pemuda yang aktif dalam organisasi Gerakan Pemuda Anshor  NU.

“Tujuan awal Bang Miun merupakan bagian dari Banser NU untuk mengawal Kyai dan NU, karena itu didirikan di Kampung Meduran (Sisir) bersama beberapa pendekar Pencak Silat,” ujar Bambang. Saat itu PKI sedang gencar-gencarnya mengintimidasi para kyai.

Saat itu Libi mengancam akan menangkap para Kyai kemudian memaksa para Kyai ini untuk merangkak dari rumah masing-masing ke depan Masjid Jami An Nur kemudian meminta mereka menari-nari di depan Masjid.

Ancaman inilah yang membuat semua elemen agama bersiap dan memerangi aksi PKI yang suka of force dalam setiap perayaan. “Setelah peristiwa G30S PKI,  bersama ABRI dan pemerintah turut berperan dalam penumpasan anggota PKI,” ujar Bambang.

BAng Miun 2

Kebanyakan anggota Bang Midun saat itu adalah petani dan pedagang. Dulu anggotanya kebanyakan keturunan Suku Madura, namun seiring perkembangan zaman, kini anggotanya berasal dari berbagai suku di Indonesia yang tinggal di Kampung Meduran.

Menurut Bambang sebagai salah satu komitmen yang dilakukan anggota Bang Miun adalah yakni ikut menyiarkan dan mengenalkan NU minimal pada lingkungan sekitar. “Kita tetap memiliki kewaspadaan khususnya paham komunis dan radikal agar tidak ada bahkan tumbuh dilingkungan Meduran dengan kegiatan sosial keagamaan serta peka terhadap situasi Kamtibmas,” ujar Bambang.

Di tempat terpisah, Penasihat Bang Miun, Ir Punjul Santoso SH MM menerangkan bahwa dahulu tahun 1965, Bang Miun sebenarnya pasukan khususnya NU. Mereka berada di garda terdepan melawan PKI. Bahkan salah satu tugas Bang Miun adalah membuat efek jerah kepada anggota PKI.

“Bang Miun tugasnya melawan PKI dan melindungi warga yang jadi korban fitnah karena dituduh anggota PKI,” ujar Punjul. Selepas tahun 1965, setelah suasana politik di Indonesia tenang, Bang Miun sempat vakum dan akhirnya dibangkitkan kembali oleh Punjul dan warga Kampung Meduran tahun 2000.

“Kita hidupkan kembali yang pernah jaya, penampilan yang dulu pernah dipakai Bang Miun, kita rekonstruksi lagi mulai baju, hingga senjata yang digunakan. Lewat Bang Miun ini kita berpesan bahwa paham komunis jangan sampai terjadi lagi di Indonesia. Komunis itu sangat radikal dan menghalalkan segala cara terutama adu dombanya,” ujar Punjul.

Peran Bang Miun saat ini tidak kalah berat dengan saat tahun 1965, karena mereka punya tugas penting selalu mengingatkan sejarah kepada para generasi milineal dan menegaskan bahaya laten komunis serta mengingatkan Pancasila sebagai dasar negara.

“Kita harus bagaimana menyampaikan generasi milineal bagaimana Pancasila, paling penting ada muatan lokal mulai SD, SMP, untuk menepis gerakan radikal atau pun komunisme,” ujar Punjul. (*)

Pewarta : Muhammad Dhani Rahman
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.