https://malang.times.co.id/
Berita

Pedagang Liar di CFD Ijen Ganggu Kenyamanan Pengunjung, Satpol PP Diminta Bertindak

Senin, 23 September 2024 - 08:00
Pedagang Liar di CFD Ijen Ganggu Kenyamanan Pengunjung, Satpol PP Diminta Bertindak Pedagang liar mulai memadati kawasan CFD Kota Malang di Jalan Ijen. (FOTO: Endro for TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANG – Minggu pagi seharusnya menjadi momen yang dinanti Alvin dan keluarganya untuk menikmati udara segar di Car Free Day (CFD) Jalan Ijen, Kota Malang. Namun, alih-alih merasakan suasana tenang, Alvin justru dihadapkan pada kenyataan yang berbeda.

Sambil mendorong kursi roda ibunya, ia terpaksa berjalan lebih jauh dari biasanya, karena area parkir yang biasanya kosong kini dipenuhi oleh pedagang kaki lima.

"Awalnya kami hanya ingin berjalan santai sambil menikmati suasana pagi, tapi ternyata parkirnya penuh pedagang. Jadinya kami harus berhenti beberapa kali karena jarak yang harus ditempuh makin jauh," ungkap Alvin. Keluhan Alvin bukan satu-satunya.

Banyak pengunjung CFD yang berbagi pengalaman serupa, merasa terganggu dengan hadirnya para pedagang liar yang berjualan di sepanjang Jalan Willis dan Jalan Retawu, akses utama menuju CFD.

Dina, ibu muda yang tinggal di Gading Kasri, juga merasakan kesulitan yang sama. Datang dengan semangat untuk menikmati akhir pekan bersama putrinya, ia terpaksa berjalan jauh sambil menggendong anaknya.

"Biasanya saya rutin datang sebulan sekali ke CFD. Tapi minggu ini (22/9/2024) kami harus parkir jauh karena tempat parkirnya diambil alih pedagang. Rasanya melelahkan, apalagi dengan anak kecil," curhat Dina sambil tersenyum lelah.

Bukan hanya pengunjung yang merasa terganggu, para pedagang resmi di sekitar Museum Brawijaya juga merasa resah. Iwan S, Ketua Paguyuban Pedagang Museum Brawijaya, berbagi kisah bagaimana kehadiran para pedagang liar tersebut berdampak langsung pada penghasilannya.

"Kami sudah mengikuti aturan dan berjualan di dalam area museum sesuai arahan Satpol PP. Tapi sejak pedagang liar mulai berdatangan, pendapatan kami menurun drastis," katanya sambil menghela napas.

Iwan dan rekan-rekannya di paguyuban—sekitar 300 pedagang—telah lama mematuhi aturan Perda Kota Malang, yang menetapkan kawasan Jalan Ijen dan sekitarnya harus bebas dari pedagang kaki lima. Namun kini, mereka merasa upaya untuk tertib malah membawa kerugian.

"Kami khawatir, jika pedagang liar terus dibiarkan, banyak pedagang museum yang memilih keluar dan ikut berjualan di jalan. Ini bisa semakin kacau," lanjut Iwan dengan nada penuh harap.

Di balik semua keluhan ini, terselip sebuah pertanyaan besar: Mengapa pedagang liar terus bermunculan? Bagi sebagian orang, berjualan di CFD mungkin satu-satunya cara untuk mencari nafkah. Namun, bagi pengunjung dan pedagang resmi, kondisi ini telah menciptakan ketidakseimbangan yang merugikan semua pihak.

Alvin, Dina, dan Iwan mewakili suara-suara warga Malang yang berharap adanya solusi nyata. Mereka bukan hanya menginginkan kenyamanan saat beraktivitas di CFD, tetapi juga keadilan bagi para pedagang yang telah mengikuti aturan.

"Kami harap Satpol PP bisa segera bertindak, agar keindahan dan ketertiban CFD tetap terjaga. Ini bukan hanya soal aturan, tapi soal rasa saling menghargai," pungkas Iwan.

Dalam hiruk-pikuk kota yang semakin padat, kisah ini menjadi cermin bagaimana keseimbangan antara kepentingan ekonomi, aturan, dan kenyamanan publik perlu terus diperjuangkan. CFD seharusnya menjadi ruang bersama yang dinikmati dengan riang, tanpa harus mengorbankan satu pihak demi pihak lainnya. (*)

Pewarta : Imadudin Muhammad
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.