TIMES MALANG, MALANG – Suasana Gedung Samantha Krida dan GOR Pertamina Universitas Brawijaya (UB) tampak berbeda akhir pekan ini. Ratusan keris milik empu dan kolektor dari berbagai daerah di Indonesia terpajang rapi disana. Keris-keris itu sengaja dipamerkan dalam acara Brawijayan Tosan Aji Fest 2025 yang digelar mulai Jumat - Minggu (18-20/4/2025).
Ratusan orang dari berbagai kalangan tampak antusias mengikuti event kebudayaan ini. Di tengah kerumunan pengunjung dewasa, tampak beberapa anak-anak yang terlihat sangat antusias mengamati satu per satu koleksi pusaka leluhur tersebut. Salah satunya adalah Irsyad, siswa kelas 4 SDN Percobaan 1 Kota Malang.
Didampingi ibunya, Dina Astutik, Irsyad tampak kagum melihat detail ukiran dan bentuk keris yang beragam. Matanya berbinar saat menyaksikan keris-keris tua yang dipajang dalam kotak kaca dan diberi penjelasan singkat mengenai sejarah dan makna simboliknya.
"Ini pertama kalinya dia lihat keris secara langsung," ujar Dina saat ditemui di area pameran Gedung Samantha Krida UB. “Biasanya dia cuma lihat-lihat dari YouTube. Karena dia suka barang-barang unik, saya ajak ke sini biar tahu langsung seperti apa bentuk keris yang asli,” tuturnya.
Dina mengaku bahwa keluarganya tidak memiliki koleksi keris di rumah. Namun ketertarikan Irsyad terhadap benda-benda unik membuat ia tak ragu mengajak anaknya datang ke acara ini.
“Dia memang senang hal-hal yang berbau sejarah atau barang-barang antik. Saya kira ini momen yang bagus buat mengenalkan budaya secara langsung, bukan hanya dari layar gadget,” tambahnya.
Rasa penasaran Irsyad terlihat saat ia mendekat ke setiap stan, memperhatikan detail ukiran gagang dan bilah keris. Meskipun belum sepenuhnya memahami filosofi di balik tosan aji, ketertarikannya menunjukkan bahwa warisan budaya bisa dikenalkan sejak dini dengan cara yang sederhana.
Kunjungan Irsyad dan siswa-siswa lainya bukanlah hal yang aneh di Brawijayan Tosan Aji Fest 2025. Festival ini memang dirancang inklusif dan edukatif. Tak hanya menyasar kolektor dan akademisi, panitia juga secara khusus membuka ruang bagi anak-anak sekolah dasar, pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum agar bisa belajar langsung mengenai kekayaan budaya warisan nenek moyang.
Direktur Utama PT Brawijaya Multi Usaha (BMU), Edi Purwanto, mengatakan bahwa acara ini tidak hanya sekadar pameran, tetapi juga bentuk edukasi budaya. “Kami juga melibatkan masyarakat kampung sekitar kampus, seperti dari Kampung Cempluk, yang menampilkan kesenian angklung dan perkusi,” jelasnya.
Selain pameran, acara ini juga menghadirkan prosesi penghantaran keris pusaka untuk diserahkan kepada Menteri Kebudayaan, yang rencananya akan dilakukan pada Sabtu (19/4/2025), serta peluncuran buku tentang keris. Ada pula penghargaan bagi insan perkerisan Nusantara sebagai bentuk apresiasi terhadap pelestari budaya.
Dengan pendekatan yang terbuka untuk semua kalangan, Brawijayan Tosan Aji Fest 2025 menjadi ruang temu para kolektor dan empu, tetapi juga menjadi sarana pengenalan budaya bagi generasi muda—seperti Irsyad, yang untuk pertama kalinya bisa melihat keris bukan dari layar, tapi secara langsung. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |