https://malang.times.co.id/
Berita

Ziarah Leluhur Warnai Syukur HUT ke-94 GKJW

Selasa, 16 Desember 2025 - 18:02
Ziarah Leluhur Warnai Syukur HUT ke-94 GKJW Para pendeta dan karyawan Kantor Majelis Agung GKJW melaksanakan ziarah ke makam para leluhur GKJW pada Senin, (15/12/2025) di Pemakaman Mojowangi, Kecamatan Mojowarno, Jombang. (FOTO: GKJW)

TIMES MALANG, MALANG – Dalam rangka mensyukuri berkat Tuhan atas Hari Ulang Tahun ke-94 Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW), para pendeta dan karyawan Kantor Majelis Agung GKJW melaksanakan ziarah ke makam para leluhur GKJW, Senin (15/12/2025). Kegiatan tersebut menjadi bagian dari rangkaian perayaan yang sarat makna spiritual dan historis.

Ziarah diawali dengan titik kumpul di GKJW Jemaat Ngoro. Rombongan disambut oleh Pelayan Harian Majelis Daerah Jombang SB, anggota majelis, serta warga jemaat setempat. Dalam sambutan singkatnya, Ketua Majelis Agung GKJW, Pdt. Natael Hermawan Prianto, menegaskan makna penting ziarah tersebut.

“Ziarah ke makam para leluhur GKJW ini tidak hanya menjadi ungkapan syukur atas hari jadi GKJW, tetapi juga merupakan upaya untuk menghidupkan kembali semangat iman, keteladanan, dan pengabdian para leluhur agar terus menginspirasi generasi GKJW masa kini,” ujar Pdt. Natael.

makam-para-leluhur-GKJW-a.jpg

Ziarah pertama dilakukan di makam C.L. Coolen dan dilayani oleh Pdt. Hardiyan Triasmoroadi, Direktur IPTh. Balewiyata. Dalam ibadah singkat tersebut, peserta mendengarkan ringkasan riwayat hidup dan pelayanan C.L. Coolen, termasuk pembacaan rapal berbahasa Jawa yang dahulu digunakan sebagai sarana pemahaman iman Kristen. Kegiatan diakhiri dengan tabur bunga di pusara C.L. Coolen dan anggota keluarganya.

Ziarah kedua berlangsung di Pemakaman Mojowangi, Kecamatan Mojowarno, Jombang tepatnya di makam Paulus Tosari. Ibadah singkat dipimpin oleh Pdt. Yulius Setyo Nugroho dengan menggunakan bahasa Jawa. Suasana semakin khidmat ketika Pdt. Kristanto melantunkan tembang “Serat Rasa Sejati”, ungkapan iman Paulus Tosari. Rombongan kemudian menaburkan bunga di makam Pdt. Johanes Cruyt, Pdt. Ary Cruyt, Karolus Wirjaguna, serta tokoh-tokoh sejarah GKJW lainnya.

Perjalanan ziarah dilanjutkan ke makam Pdt. J.E. Jellesma yang terletak di tengah permukiman padat Dusun Mojoroto. Ibadah singkat dan pembacaan riwayat hidup dipimpin oleh Pdt. Arsi Rahardianto. Doa juga dinaikkan dalam bahasa Belanda oleh Julia Thisen, tenaga co-worker UEM yang melayani di GKJW, sebagai bentuk penghormatan terhadap bahasa ibu yang digunakan Pdt. J.E. Jellesma semasa hidupnya.

makam-para-leluhur-GKJW-b.jpg

Sebagai informasi, Pdt. J.E. Jellesma lahir pada 13 Mei 1816 di Hitzum, dekat Franeker, Friesland, Belanda. Sejak kecil ia telah mengalami kehilangan orang tua hingga menjadi yatim piatu pada usia 14 tahun. Berbakat dalam bidang bahasa dan gemar membaca, Jellesma sejak remaja harus menghidupi dirinya sendiri sambil terus belajar. Kerinduannya untuk menjadi pekabar Injil membawanya menjalani pembinaan sebagai zendeling, termasuk mempelajari bahasa Melayu secara intensif.

Pada 9 Agustus 1843 ia berangkat dari Rotterdam menuju Hindia Belanda dan mendarat di wilayah Seram-Ambon pada 9 Maret 1844. Tahun 1848, Jellesma ditetapkan sebagai zendeling untuk wilayah Jawa Timur. Ia menikah dengan Suzana Baar di Ambon dan kemudian menetap di Mojowarno sejak Juni 1851. Bersama Paulus Tosari, Jellesma merintis pewartaan Injil, membina umat, serta membangun lumbung-lumbung sosial bagi kaum miskin sebagai wujud kepekaan iman terhadap persoalan kelaparan dan penderitaan umat.

Kini, Pdt. J.E. Jellesma dimakamkan berdampingan dengan tiga anaknya yang meninggal dalam usia sangat muda. Warisan iman, keberanian, dan kesetiaannya dalam pelayanan terus dikenang, terlebih karena pada saat ia berpulang, wilayah pekabaran Injil di Jawa Timur telah meluas hingga Kediri, Madiun, dan Malang.

Ziarah terakhir dilakukan di makam Kyai Abisai Ditotruno dan Enos Singatruna. Abisai Ditotruno dikenal sebagai orang pertama di Mojowarno yang menerima baptisan, sekaligus tokoh penyebar Injil dan pelopor pembukaan wilayah yang menjadi cikal bakal Desa Mojowarno. Di lokasi ini, Pdt. Kristanto menaikkan doa melalui lantunan tembang Jawa yang menyentuh hati para peserta.

Melalui kegiatan ziarah ini, GKJW meneguhkan kembali rasa syukur atas penyertaan Tuhan sepanjang 94 tahun perjalanan gereja sekaligus menghormati jasa para tokoh yang menjadi fondasi pertumbuhan GKJW. Ke depan, ziarah serupa direncanakan akan terus dilanjutkan, termasuk ke makam tokoh-tokoh penting Java Comite di wilayah Jawa Timur bagian timur. (*)

Pewarta : Tria Adha
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.