TIMES MALANG, JAKARTA – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Sunarso menyebutkan bahwa BRI telah berperan aktif dalam menggulirkan roda ekonomi kerakyatan. Pada tahun 2024, perseroan mencatat pencapaian fenomenal dalam penyaluran kredit kepada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dengan jumlah sebesar Rp1.110,37 triliun.
Pertumbuhan tahunan (year on year/yoy) yang solid ditandai dengan kenaikan 6,97%, menjadikan total penyaluran kredit yang dikucurkan BRI pada tahun tersebut berjumlah Rp1.354,64 triliun.
“Penyaluran ini konsisten menunjukkan tren positif di seluruh segmen pinjaman, menegaskan keandalan strategi bisnis BRI,” ujar SUnarso, dalam konferensi pers Pemaparan Kinerja Keuangan BRI Tahun 2024 di Jakarta, Rabu (12/2/2025).
Sunarso, dalam konferensi pers yang mengungkap bobot kinerja keuangan BRI di 2024, menegaskan bahwa lebih dari 80% total kredit disalurkan ke segmen UMKM, mengukuhkan komitmen BRI sebagai pilar pendukung utama bagi pertumbuhan sektor ini.
“Penyaluran kredit yang signifikan tidak hanya memacu pertumbuhan para pelaku UMKM tetapi secara paralel mengakselerasi peningkatan laba dan aset BRI secara keseluruhan,” kata Sunarso.
Ia menyatakan bahwa penyaluran kredit kepada para pelaku usaha kecil tersebut mendukung pertumbuhan laba dan aset perseroan secara konsolidasian.
BRI Group mampu membukukan laba sebesar Rp60,64 triliun dan mencatatkan total aset sebesar Rp1.993 triliun atau tumbuh 1,42 persen yoy pada 2024.
“Pertumbuhan ini didorong oleh penyaluran kredit yang selektif, berkualitas, dan dengan tetap berfokus kepada usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM,” ucapnya.
Sunarso menyatakan bahwa pertumbuhan penyaluran kredit tersebut juga diikuti dengan perbaikan kualitas kredit, yang terlihat dari membaiknya rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) dari 2,95 persen pada Desember 2023 menjadi 2,78 persen pada Desember 2024.
Ia mengatakan bahwa pihaknya juga mempersiapkan pencadangan yang mencukupi dengan NPL coverage sebesar 215,01 persen.
Terkait simpanan atau Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI berhasil menghimpun simpanan sebesar Rp1.365,45 triliun, sehingga mendominasi penghimpunan simpanan perseroan dengan proporsi mencapai 67,3 persen atau setara dengan Rp918,98 triliun.
“Keberhasilan BRI dalam meningkatkan porsi CASA secara berkelanjutan tidak terlepas dari strategi BRI untuk terus fokus pada peningkatan CASA berkualitas, salah satunya adalah CASA yang berbasis transaksi,” tutur Sunarso.
Ia menyampaikan bahwa pencapaian penghimpunan dana murah tersebut didukung oleh pertumbuhan transaksi digital Super App BRImo. Hingga akhir Desember 2024, jumlah pengguna Super Apps BRImo tumbuh 22,12 persen yoy menjadi 38,61 juta user.
Sementara volume transaksi yang diproses melalui BRImo juga tercatat naik 34,57 persen yoy menjadi sebesar Rp5.596 triliun.
Sunarso menuturkan bahwa capaian kinerja positif perseroan pada tahun lalu juga didukung kondisi likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat.
“Rasio loan to deposit ratio (LDR) BRI berada di level 88,85 persen, artinya ini secara likuiditas sangat sehat karena masih di bawah 92 persen, dan dengan rasio kecukupan modal atau CAR (capital adequacy ratio) sebesar 26,63 persen,” imbuhnya. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |