TIMES MALANG, MALANG – PT Brawijaya Multi Usaha (BMU) turut ambil bagian dalam Trade Mission yang mempertemukan para pelaku usaha Jawa Timur dengan mitra bisnis Singapura. Kegiatan yang digelar melalui fasilitasi KBRI Singapura ini menghadirkan sejumlah tokoh penting. Antara lain Duta Besar RI untuk Singapura Suryo Pratomo, Gubernur Jawa Timur, jajaran kepala dinas provinsi, 30 pelaku usaha dari Jawa Timur, serta para buyer dan calon investor dari Singapura.
Direktur Utama PT BMU, Dr. Edi Purwanto S.TP MM hadir langsung dalam acara tersebut. Selain sebagai direktur PT BMU, Edi juga hadir mewakili Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, dalam kapasitasnya sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Jatim.
Ia menjelaskan bahwa partisipasi BMU membawa tiga tujuan strategis yang berkaitan dengan penguatan jejaring bisnis dan perluasan pasar internasional.
Menurut Edi, misi pertama adalah memperkenalkan produk dan jasa yang dikelola BMU, termasuk unit-unit bisnis unggulan seperti Lembaga Pemeriksa Halal (LPH), Brawijaya Travel & Tour (BTT), UBC Coffee, serta Brave Property.

“Kami ingin menunjukkan bahwa BMU memiliki portofolio produk dan layanan yang tidak hanya kompetitif di tingkat nasional, tetapi juga berpotensi masuk pasar internasional,” ujar Dr. Edi Purwanto.
Misi kedua BMU dalam kegiatan ini adalah menjalin hubungan bisnis dengan mitra usaha di Jawa Timur dan Singapura. Pertemuan antarpelaku usaha berlangsung melalui sesi business matching, diskusi sektor usaha, hingga interaksi langsung di area pameran. BMU menyiapkan stan khusus untuk menampilkan produk-produk yang dikelola, terutama kopi UBC serta informasi layanan bisnis lainnya.
Selain itu, BMU juga membawa agenda ketiga yang tidak kalah penting, yakni menjajaki peluang kerja sama dengan calon investor. Sejumlah unit bisnis BMU saat ini tengah membuka potensi investasi eksternal untuk memperluas kapasitas usaha dan pengembangan pasar.
“Kami melihat Singapura sebagai hub ekonomi yang strategis. Banyak investor yang tertarik pada sektor halal, hospitality, dan komoditas berbasis potensi lokal seperti kopi. Karena itu, kami memanfaatkan momentum ini untuk membangun percakapan awal yang semoga berlanjut menjadi kerja sama konkret,” kata Edi.
Sepanjang kegiatan, BMU aktif mengikuti forum pemaparan peluang perdagangan, sesi konsultasi dengan perwakilan KBRI, serta diskusi lintas sektor yang melibatkan perusahaan-perusahaan Singapura. Antusiasme peserta terlihat melalui banyaknya pihak yang mengunjungi stan BMU, baik untuk mempelajari produk maupun menjajaki kemungkinan kolaborasi bisnis.
Edi menegaskan bahwa keikutsertaan BMU dalam misi dagang ini merupakan bagian dari upaya memperluas jejaring global dan mendorong unit-unit usaha agar memiliki daya saing internasional.
“Kami ingin BMU semakin dikenal sebagai entitas bisnis yang mampu terlibat dalam ekosistem usaha global. Dengan dukungan Universitas Brawijaya dan jejaring pemerintah, kami optimistis peluang kerja sama yang terbangun akan membuka babak baru bagi pengembangan bisnis kami,” kata dia.
Melalui misi dagang ini, BMU berharap dapat memperkuat eksistensinya sebagai perusahaan multiusaha berbasis kampus yang memiliki kontribusi nyata terhadap pengembangan ekonomi daerah dan peningkatan kolaborasi internasional. (*)
| Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
| Editor | : Faizal R Arief |