TIMES MALANG, MALANG – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) resmi meluncurkan Bus Trans Jatim Koridor 8 di depan Balai Kota Malang, Kamis (20/11/2025).

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Koridor 8 melengkapi tujuh koridor sebelumnya yang telah beroperasi di berbagai wilayah di Jatim. Menurutnya, setiap peluncuran koridor baru selalu menghadirkan terobosan demi meningkatkan kualitas transportasi publik.

“Ini koridor ke-8 karena sudah ada tujuh sebelumnya. Selalu ada inovasi baru di setiap peluncuran koridor,” ujar Khofifah, Kamis (20/11/2025).

Khofifah mengungkapkan, peresmian Koridor 8 ini menjadi langkah awal menghubungkan kawasan selatan hingga utara Malang Raya. Selain memperluas konektivitas, armada Trans Jatim juga dibekali fitur keamanan seperti CCTV dan teknologi pemantau untuk mencegah tindak kejahatan selama perjalanan.

“Banyak hal nanti seperti sexual harassment dan copet bisa diakses ya. Ada CCTV di Trans Jatim. Ini termasuk teknologi tercanggih kami untuk bus,” ungkapnya.

Ia menegaskan, layanan transportasi tersebut dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat agar lebih aman, nyaman, dan terjangkau.

“Ini sebenarnya kita dedikasikan untuk semua. Apa yang kita lakukan sebagai fungsi publik adalah mendekatkan layanan kepada masyarakat,” tambahnya.

Dengan beroperasinya koridor baru ini, warga Malang Raya kini memiliki alternatif transportasi modern yang diharapkan mampu memperkuat sistem angkutan terpadu di wilayah tersebut.

Sementara, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, turut menyambut positif kehadiran Trans Jatim di Malang Raya. Ia menilai layanan ini sudah memberi dampak nyata bagi mobilitas warga Kota Malang, Kabupaten Malang, hingga Kota Batu.

“Terkait kehadiran Trans Jatim, terbukti bahwa ini bisa menampakkan hasil. Warga Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Batu merasa terbantu,” tegasnya.

Wahyu merinci rute Koridor 8 yang melintasi sejumlah titik strategis, mulai Terminal Hamid Rusdi, Madyopuro, Sawojajar, Rampal, Pasar Klojen, Balai Kota Malang, hingga kawasan wisata Kayutangan Heritage. Rute kemudian berlanjut ke Jalan Kawi, kawasan pendidikan di Jalan Bandung dan Jalan Ijen, Malang Town Square (Matos), kampus UIN Malang, RS Islam Unisma, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), hingga Landungsari. Koridor ini juga terkoneksi ke Kabupaten Malang, UIN 2, Kota Batu, dan berakhir di Terminal Batu.

“Kami butuh moda transportasi ini karena banyak mal, perguruan tinggi, sekolah, dan semuanya bisa dilayani Trans Jatim,” tuturnya.

Menurut Wahyu, hadirnya layanan ini juga berpotensi menekan penggunaan kendaraan pribadi yang kerap memicu kemacetan. Apalagi tarif Trans Jatim cukup terjangkau.

“Saya memprediksi Trans Jatim bisa mengurangi pergerakan kendaraan. Alhamdulillah juga banyak orang mau naik. Hanya Rp 5.000 dari Hamid Rusdi ke Batu, dan mahasiswa hanya Rp 2.500,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa ketepatan waktu dan kenyamanan menjadi faktor yang membuat Trans Jatim lebih diminati. 

“Sistem operasionalnya juga lebih teratur tanpa ngetem berlebihan, sehingga waktu tempuh menjadi lebih efisien,” ucapnya. (*)