TIMES MALANG, MALANG – Komunitas Kretek Malang bersama Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) siap membangun sinergi untuk peningkatan produk tembakau lokal, dengan pihak Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Malang, Rabu (22/1/2025). 

Kunjungan Komunitas Kretek Malang bertujuan untuk membahas perkembangan produksi tembakau lokal, yang telah tersebar di 32 kecamatan di wilayah Kabupaten Malang.

Yang dibahas dalam pertemuan tersebut, mulai peningkatan produksi tembakau, kualitas varian yang diinginkan industri, hingga kesejahteraan petani, serta program strategis dan tantangan lain yang dihadapi petani tembakau.

Kehadiran Komunitas Kretek Malang bersama tim riset dan event komunitas tersebut pun disambut baik Dinas TPHP Kabupaten Malang.  

Kepala Dinas TPHP Kabupaten Malang, Avicenna M. Saniputra mengatakan, pentingnya kolaborasi antara petani, pelaku industri, juga komunitas tembakau untuk memajukan sektor pertanian.

"Semoga pertemuan ini menghasilkan program dan giat-giat kreatif untuk meningkatkan produksi hasil tembakau di Kabupaten Malang," kata Avicenna, Rabu (22/1/2025).

Dikatakan, pihaknya juga akan terus berupaya melalukan hal terbaik bagi keberlangsungan petani tembakau di Kabupaten Malang.

"Tidak hanya pendampingan dalam proses pembibitan, juga terkait kesejahteraan petani dan keterserapan produksi hasil tembakau kami bantu memfasilitasi," ujarnya.

Sementara itu, Hainor Rahman, Koordinator Komunitas Kretek Malang mengungkapkan, nantinya akan menyajikan berbagai bentuk kegiatan kreatif yang akan dikolaborasikan dengan Dinas TPHP untuk membantu mempopulerkan varian tembakau lokal Kabupaten Malang.

"Saya kira keterlibatan anak muda di Komunitas Kretek Malang sangat penting. Terlebih kita telah menjadi wadah berhimpun para petani tembakau, cengkeh, industri, dan pencinta kretek. Kami akan memaksimalkan untuk mempopulerkan tembakau sebagai bagian dari warisan budaya lokal malang," tegasnya.

Dikatakan, pihaknya telah merumuskan berbagai kegiatan menarik yang dalam waktu dekat akan dilaksanakan.

"Giat Keterserapan produksi hasil tembakau, festival cita rasa tembakau serta kopi dan rokok. Tiga program ini dalam waktu dekat kami akan laksanakan dan kami pula akan kolaborasikan dengan pihak-pihak terkait," tambahnya.

Ini diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam memperkenalkan dan mempopulerkan tembakau lokal Kabupaten Malang, yang dikenal memiliki kualitas unggul. 

"Diskusi kami juga tentang bagaimana membuka peluang untuk meningkatkan daya saing tembakau lokal di pasar nasional, serta memberikan dukungan bagi keberlanjutan pertanian tembakau di masa depan," demikian Hainor. (*)