TIMES MALANG, MALANG – Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengaku cukup prihatin atas peristiwa hanyutnya bocah perempuan berusia 10 tahun saat bermain di aliran sungai Brantas, Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Pasalnya, kawasan pinggir sungai dengan aliran yang cukup deras, kerap digunakan anak maupun orang dewasa untuk bermain. Hal ini menjadi perhatian khusus baginya.
Peristiwa yang menimpa Nia (10) yang hilang terseret arus sungai dan sampai saat ini belum ditemukan, menjadi pembelajaran bagi seluruh masyarakat Kota Malang.
“Jalan (ke arah sungai) ini kan jarang dilalui orang, tapi bisa terjadi seperti ini. Ini jadi pembelajaran bagi masyarakat juga,” ujar Wahyu, Selasa (17/6/2025).
Bahkan, ia meminta agar masyarakat, orang tua dan anak anak sebaiknya tidak memanfaatkan kawasan sungai menjadi lokasi bermain ataupun beraktifitas lainnya. Hal ini untuk menghindari musibah yang tak terduga seperti yang dialami oleh Nia.
“Sebaiknya tidak dimanfaatkan untuk bermain, mandi dan aktivitas lain. Kita tahu, musibah ini bisa datang kapan saja,” ungkapnya.
Dengan begitu, ia pun akan berkoordinasi dengan Camat dan Lurah sebagai perwakilan tingkat bawah untuk meminimalisir kejadian serupa terjadi kembali.
Bahkan, ia juga akan mempertimbangkan pemasangan pagar di hampir setiap tepi sungai yang masih pandat penduduk dan kerap digunakan untuk beraktivitas.
“Saya harapkan nanti dikoordinasikan dengan Camat dan Lurah, terutama sepanjang sungai patut diwaspadai, misal dengan memasang pagar penghalang,” ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Nia bocah 10 tahun dilaporkan hilang terbawa arus sungai usai bermain bersama dua temannya, yakni Novi dan Ardi, Senin (16/6/2025) pukul 09.30 WIB kemarin.
Usai dilaporkan hilang, tim SAR gabungan pun mulai melakukan pencarian. Bahkan, pencarian di hari kedua dilakukan dengan metode darat dan air sepanjang 5 kilometer dari lokasi kejadian.
Sampai saat ini, upaya pencarian pun masih terus dilakukan sejak pagi dan akan terus dilanjutkan hingga diketemukan. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |