TIMES MALANG, MALANG – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang menanggapi serius kasus perusakan fasilitas QRIS parkir yang terjadi di wilayah Pasar Bunul. Kerusakan ini juga sempat viral di media sosial (medsos) dan menjadi perbincangan warga sekitar.
Namun, saat memantau di lapangan, terlihat tanda QRIS di dua sudut area pintu masuk Pasar Bunul sudah diperbarui dan tidak rusak lagi. Meski begitu, pihak Dishub memberikan peringatan tegas agar peristiwa ini tak terjadi lagi.
Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra mengatakan, tindakan itu sebagai bentuk tantangan dalam upaya memperbaiki sistem layanan parkir di kota ini.
QRIS, kata Widjaja, diterapkan untuk menekan kebocoran retribusi parkir dan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi pembayaran.
“Kami menyediakan QRIS sebagai bagian dari upaya meningkatkan layanan, transparansi, sekaligus meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah),” ujar Widjaja, Selasa (15/7/2025).
Ia menyayangkan adanya oknum yang diduga merusak alat pembayaran digital tersebut.
Bahkan menurutnya, tindakan perusakan fasilitas negara ini bisa masuk dalam rana pidana.
“Kalau benar dilakukan oleh juru parkir, kami akan beri tindakan tegas. Ini bisa masuk ranah pidana karena termasuk perusakan fasilitas negara,” tegasnya.
Saat ini, Dishub tengah menelusuri pihak yang bertanggung jawab atas aksi tersebut dan mencari tahu motif di baliknya.
Widjaja juga menekankan pentingnya keterlibatan para juru parkir (jukir) dalam proses pembenahan sistem parkir, termasuk dalam penyusunan Perda Parkir yang sedang digodok.
“Kami tidak ingin sepihak. Jukir kami ajak bicara, kami dengarkan juga apa yang mereka butuhkan secara teknis agar layanan makin maksimal,” katanya.
Program QRIS parkir saat ini masih bersifat percontohan di 50 titik. Ke depan, Dishub akan terus memperluas penerapan sistem non-tunai ini sambil tetap melakukan edukasi dan pendekatan ke para jukir sebagai mitra layanan publik.
“Ini menjadi peristiwa serius bagi kami. Kami juga tengah berupaya dalam program pemerataan pembayaran parkir digital,” ucapnya. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |