TIMES MALANG, MALANG – Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam Tanoto Scholars Association Brawijaya (TSA Brawijaya), meluncurkan alat irigasi pintar dan pemantauan tanaman berbasis Internet of Things (IoT) untuk membantu petani di Desa Tawangsari, Kabupaten Malang.
Program bertajuk AKSIS #1 (Aksi Sosial Implementasi SDGs) - Bertani Menggunakan Teknologi ini dirancang untuk mengatasi permasalahan pertanian sekaligus mengedukasi petani tentang teknologi tepat guna.
Peluncuran program dilakukan pada 27 Juni 2025 melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan penggunaan alat, dengan menggandeng Tim Workshop IoT HME FT-UB. Para petani dibekali pemahaman cara kerja sistem IoT yang terdiri dari sensor kelembaban tanah, suhu udara, dan pemantauan unsur hara.
Data dari alat dapat diakses secara real-time melalui aplikasi khusus yang terkoneksi dengan internet. Sistem ini dirancang untuk menghemat air dan pupuk dengan mengatur penyiraman secara presisi, hanya saat benar-benar diperlukan.
Desa Tawangsari dipilih sebagai lokasi pertama program karena memiliki potensi pertanian tinggi, namun masih terkendala kualitas tanah yang menurun dan sistem irigasi tradisional yang tidak efisien. Masalah kekurangan pasokan air dan minimnya akses teknologi pertanian juga menjadi latar belakang penting peluncuran inovasi ini.
“Besarnya potensi di Desa Tawangsari adalah bukti nyata dari inisiatif Pay It Forward kami,” ujar Rachel Liemida, Presiden TSA Brawijaya 2025, Selasa (15/7/2025).
“Harapan saya, instalasi ini akan menjadi model dan menginspirasi desa-desa lain untuk mengadopsi teknologi serupa demi kemajuan pertanian,” tambahnya.
Ketua Pelaksana AKSIS #1, Tisya, menyatakan bahwa alat yang telah dipasang di lahan pertanian diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam.
“Semoga para petani yang hadir dapat memahami cara kerja alat ini dan memanfaatkannya secara optimal,” jelasnya.
Kolaborasi ini juga disambut antusias oleh Tim Workshop IoT dari Fakultas Teknik UB.
“Kami sangat antusias dengan kerja sama ini dan percaya bahwa teknologi irigasi berbasis IoT ini akan mendorong pertanian yang lebih maju dan berkelanjutan di Tawangsari,” kata perwakilan tim.
Eko Yulianto, pengurus Kelompok Tani Sumbermulyo II Desa Tawangsari, mengucapkan terima kasih atas kontribusi mahasiswa UB. Ia berharap teknologi ini benar-benar bisa meningkatkan hasil panen para petani setempat.
Program AKSIS #1 merupakan terobosan inovatif mahasiswa UB dalam menerapkan nilai-nilai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya di bidang pertanian. Selain menyediakan perangkat berbasis IoT, mahasiswa juga menyelenggarakan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat, guna memperkuat transformasi digital di sektor pertanian pedesaan. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |