TIMES MALANG, JAKARTA – Ketika memiliki barang baru, tentunya kita akan mencobanya dulu.  Kita lihat kualitasnya, apakah sesuai yang kita harapkan.  Pelaku pasar tentunya juga akan melihat seberapa berkualitas barang tersebut yang akan mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Seperti diketahui kita punya Presiden baru dengan tim ekonominya yang baru juga. Presiden Prabowo juga sudah memberikan pernyataan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8 persen.  

"Pasar sepertinya masih menunggu pernyataan-pernyataan awal dari Tim Ekonomi Kabinet Merah Putih untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi seperti yang ditargetkan," kata Satrio Utomo, praktisi pasar modal Komunitas Trader Saham RencanaTrading, Selasa (22/10/2024).

Ditengah aksi 'menunggu' ini, menurut Satrio, sebagian dari pelaku pasar kemarin mulai menunjukkan minat untuk melakukan aksi profit taking.

IHSG pada pergerakan kemarin memang masih bisa naik tipis 12,54 poin (+0,16 persen) sehingga ditutup pada level 7.772,60.

Meskipun demikian, Beberapa saham yang minggu kemarin bergerak naik menjelang pergantian Presiden seperti BBCA, BRIS, dan beberapa saham sektor konstruksi terlihat mengakhiri trend naik jangka pendek yang menunjukkan pelaku pasar terlihat mulai melakukan aksi profit taking.  

Sentimen negatif juga datang dari Indeks Dow Jones Industrial (DJI) yang semalam mengakhiri trend naik jangka pendek setelah kekhawatiran menjelang pengumuman kinerja emiten membuat DJI terkoreksi 344,31 (-0,80 persen) sehingga ditutup pada level 42.931,61.  

Koreksi ini memberikan tekanan sentimen negatif pada perdagangan di Bursa kawasan Asia di pagi hari ini.  Indeks Nikkei pagi ini (8.33) running dengan koreksi sekitar 1,5 persen, sedangkan Indeks Hang Seng pagi hari ini masih bergerak naik sekitar 0,2 persen.

IHSG pada hari ini diperkirakan bakal bergerak bervariasi pada kisaran 7.739 - 7.795.  Penutupan dibawah S1 7.739 bakal mengakhiri trend naik jangka pendek yang sedang berlangsung pada IHSG. (*)