TIMES MALANG, MALANG – Sejumlah masyarakat Kota Malang kembali memasang spanduk soal kritikan terhadap Wali Kota Malang, Sutiaji terkait Malang Halal City.
Pemasangan spanduk tersebut, diletakkan di depan gedung DPRD Kota Malang pada Senin (21/2/2022) sore.
Sebelumnya, pemasangan spanduk telah dilakukan dengan tulisan 'Malang Tolerant City, Not Halal City'. Sayangnya, tak sampai sehari spanduk itu pun dilepas oleh Satpol PP Kota Malang.
Kini, pemasangan spanduk kembali dipasang dengan dua tulisan berbeda. Yakni 'Malang Kota Toleransi Milik Semua Agama' dan 'Malang Kota Pancasila Halal Untuk Semua'.
Menariknya, pemasangan spanduk ini disaksikan langsung oleh Wakil Rakyat, yakni Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika dan beberapa anggota dewan lainnya.
Made menegaskan, bahwa pemasangan spanduk ini telah diizinkan olehnya dan meminta kepada anggota Satpol PP Kota Malang agar tak melepas spanduk tersebut.
"Kami mengimbau kepada Satpol, saya mengizinkan. Jadi tolong jangan dilepas. Kalau ini menyalahi aturan, tolong koordinasi dengan saya sebagai ketua DPRD," tegasnya.
Meskipun sebenarnya Wali Kota Malang, Sutiaji telah mengklarifikasi soal konsep Malang Halal, menurut Made, ada beberapa elemen masyarakat yang masih merasa tidak puas.
"Jadi semoga dengan aspirasi yang kami terima bahwa Malang adalah kota toleransi dan pancasila ini sudah selesai. Kalau ini diusik, akan terjadi gejolak lagi di masyarakat," ujar Made.
Sementara itu, koordinator lapangan pemasangan spanduk, Heru mengungkapkan bahwa Wali Kota Malang, Sutiaji sebenarnya sudah menjelaskan konsep wisata halal.
Akan tetapi, menurutnya, ia merasa tak terima pada saat Sutiaji membuat statemen di kegiatan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), yakni Malang menuju Kota Halal.
"Oke kami sudah tahu wisata halal, sudah tahu. Yang kami permasalahkan, ketika beliau saat pengukuhan KAHMI mengatakan bahwasanya Malang menuju Kota Halal. Itu yang kami permasalahkan," ungkapnya.
Statement yang dilontarkan Sutiaji itu, lanjut Heru, akan mempengaruhi psikologis warga Kota Malang yang benar-benar menjunjung tinggi toleransi.
"Masalah diksi akan berdampak ke psikologis. Kami juga sudah pernah audiensi terkait toleransi dan radikalisme, tapi tidak ditemui (Sutiaji)," tuturnya.
Ia pun menilai, penolakan audiensi itu dan pencopotan spanduk sebelumnya, menunjukan bahwa sosok Sutiaji yang tidak bijaksana.
"Kami membuat spanduk satu dua dilepas. Ini menunjukan ketidakbijaksanaan. Seharusnya ada suara yang seperti itu, kamu diajak ngobrol, karena kami rakyat Kota Malang," imbuhnya.
Terpisah, salah satu perwakilan yang memasang spanduk, yakni Kenyo Ayu Wulandari mengutarakan bahwa pemasangan spanduk ini dilakukan agar Sutiaji mendengar suara rakyatnya.
Ia juga memastikan bahwa pemasangan spanduk ini tidak disertai aksi anarkis dan seluruhnya berjalan lancar.
"Ini kami melakukan aksi damai. Malang ini untuk semuanya, selama ini tidak ada masalah. Apalagi kalinini kami meminta kepada wakil rakyat juga untuk menyaksikan pemasangan spanduk ini, agar pemerintah mendengarkan," pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Spanduk Kritikan Wali Kota Sutiaji Soal Malang Halal City Kembali Dipasang, Kini Disaksikan Wakil Rakyat
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Irfan Anshori |