https://malang.times.co.id/
Berita

22 Rumah Terdampak Longsor di Bawah Jembatan Brantas Malang

Senin, 24 November 2025 - 14:04
22 Rumah Terdampak Longsor di Bawah Jembatan Brantas Malang Petugas dan warga saat membersihkan sisa reruntuhan dan lumpur akibat ambrolnya jembatan Brantas Malang. (Foto: Tria Adha/TIMES Indonesia)

TIMES MALANG, MALANG – Sebanyak 22 rumah warga terdampak longsor yang terjadi di kawasan bawah Jembatan Brantas, Kota Malang, setelah hujan deras mengguyur. Longsoran tanah dari area jembatan merusak sejumlah bangunan dan memaksa sebagian warga mengungsi.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengatakan, penanganan darurat telah dilakukan oleh BPBD Kota Malang, termasuk pemberian bantuan dan kerja bakti pembersihan material longsor. Namun ia menilai perlu ada penyelesaian struktural agar kejadian serupa tidak kembali terjadi.

“Sudah ada bantuan dari BPBD, dan kita sudah kerja bakti. Tapi harus ada solusi sementara. Penanganan warga terdampak tetap kami berikan bantuan,” ujar Wahyu, Senin (24/11/2025).

Menurutnya, kerusakan yang terjadi cukup beralasan karena kawasan tersebut tidak memiliki plengsengan yang semestinya menopang kontur tanah. Ditambah lagi, debit air dari area atas sangat tinggi sehingga memperbesar risiko longsor.

longsor-jembatan-Brantas-2.jpg

Wahyu menegaskan perlunya koordinasi lintas instansi, terutama karena lahan di sekitar titik longsor merupakan aset milik PT KAI. Ia mendorong agar Kementerian PUPR dan Balai Besar Jalan Nasional segera duduk bersama untuk merumuskan langkah teknis.

“Saya ingin ada koordinasi menyeluruh. Status lahan ini milik KAI, jadi bagaimana langkah solusi supaya tidak berimbas ke warga? Sudah kita dorong ke Balai Besar Jalan Nasional,” ungkapnya.

Sementara, Salah satu warga terdampak, Dasuki (60), warga Kelurahan Ksatrian RT 01 RW 12, menceritakan detik-detik longsor menerjang rumahnya pada Senin sore.

“Saya lihat TV, istri lagi masak sekitar jam enam. Tiba-tiba ada longsoran dari atas, terus ada mobil juga ke rumah saya. Getarannya keras sekali, saya langsung keluar. Saya sama istri di rumah,” tutur Dasuki.

Material tanah serta bebatuan menerjang dinding rumahnya hingga tembok jebol, lemari hancur, dan sebagian bangunan rusak berat. Rumah dua lantai yang ditinggali Dasuki selama 30 tahun itu kini tak bisa ditempati.

“Namanya kena musibah ya panik. Semalam tidur di rumah tetangga yang kosong. Banjir biasa tidak seberapa, tapi kali ini parah sekali. Baru kali ini kena separah ini,” jelasnya.

Ia juga menyebut sebelumnya ada pemasangan paralon secara swadaya di area atas sekitar dua minggu lalu. Menurutnya, kondisi bebatuan yang menggantung di atas rumah warga kini juga menjadi ancaman baru.

“Yang saya butuhkan sekarang solusinya bagaimana supaya rumah saya bisa layak dihuni kembali,” ucapnya. (*)

Pewarta : Rizky Kurniawan Pratama
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Malang just now

Welcome to TIMES Malang

TIMES Malang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.