TIMES MALANG, MALANG – BAZNAS Kota Malang kembali mendapat kehormatan menjadi tujuan studi tiru. Kali ini, kunjungan dilakukan oleh BAZNAS Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk mempelajari program unggulan yang telah sukses dijalankan.
Kegiatan berlangsung di Ruang Rapat Majapahit, Balai Kota Malang. Acara ini dihadiri oleh pimpinan dan staf dari kedua lembaga serta Kepala Bagian Kesra Setda Kota Malang.
Ketua BAZNAS Provinsi Nusa Tenggara Barat, TGH. M. Said Gazhali, Lc., MA., memimpin rombongan berjumlah 21 orang. Ia menyampaikan tujuan kunjungan ini adalah menggali strategi pengelolaan ZIS serta pendistribusian program yang efektif.
Kabag Kesra Kota Malang, Drs. R. Achmad Mabroer, dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi. Ia menyatakan, kerja sama antara Pemkot Malang dan BAZNAS telah membuahkan berbagai program untuk kesejahteraan masyarakat.
Ketua BAZNAS Kota Malang, Prof. Dr. H. Kasuwi Saiban, MA., memberikan paparan mengenai strategi pengumpulan ZIS. "Kami di BAZNAS Kota Malang berusaha memaksimalkan pengumpulan ZIS melalui kerja sama dengan mitra dan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di setiap OPD," ungkapnya.
Dirinya juga menjelaskan lima program unggulan BAZNAS, yakni bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, dan dakwah & advokasi. "Lima program unggulan yang kami jalankan—ekonomi, pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, serta dakwah dan advokasi—dirancang untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan memberikan dampak yang berkelanjutan," ujar Prof. Kasuwi saat memberikan paparan.
Prof. Kauwi juga menjelaskan bahwa program ekonomi meliputi pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan dan bantuan modal usaha. Bidang pendidikan mencakup beasiswa bagi siswa kurang mampu dan dukungan fasilitas belajar.
Sementara itu, program kesehatan berfokus pada layanan kesehatan gratis dan bantuan biaya pengobatan. Dalam bidang kemanusiaan, BAZNAS memberikan bantuan darurat untuk bencana alam dan kebutuhan mendesak lainnya.
Untuk program dakwah dan advokasi, BAZNAS Kota Malang menyelenggarakan kegiatan keagamaan serta mendampingi masyarakat dalam memahami pentingnya zakat. Semua program ini dijalankan dengan pendekatan partisipatif untuk memastikan kebermanfaatan yang optimal.
Dalam sesi diskusi, delegasi NTB memberikan berbagai pertanyaan terkait pengelolaan SDM dan pola kerja sama dengan mitra. Mereka juga berdiskusi tentang bagaimana program-program ini dapat diadaptasi sesuai kebutuhan daerah masing-masing.
Selain itu, Ketua BAZNAS NTB menyoroti pentingnya menjaga keberlanjutan program. Ia menyebut bahwa inovasi dalam pengelolaan dana zakat sangat diperlukan untuk menjangkau masyarakat yang membutuhkan dengan lebih efektif.
Diskusi berlangsung hangat, diakhiri dengan pernyataan perwakilan BAZNAS NTB. Mereka mengapresiasi strategi BAZNAS Kota Malang, sekaligus mengingatkan pentingnya prinsip 3C: Care, Cure, dan Change dalam pengelolaan ZIS.
Kegiatan ditutup dengan foto bersama dan penyerahan cinderamata secara simbolis. Studi tiru ini menjadi bukti sinergi antar-BAZNAS, erutama BAZNAS Kota Malang dengan BAZNAS NTB mampu mendorong kemajuan bersama dalam pelayanan kepada umat. (*)
Pewarta | : Khodijah Siti |
Editor | : Khodijah Siti |