TIMES MALANG, MALANG – Tiga serangkai bernama Konshika Amanai Koeswara, Rezha Varianto Yudhistira dan Arga Wicaksono Daryadi berhasil mengubah sampah menjadi berkah, khususnya di Kota Malang.
Kontribusi mereka dalam penanganan persoalan sampah di Kota Malang terlihat nyata. Apalagi, ketiga orang tersebut kini telah membangun start up guna mengatasi persoalan sampah melalui aplikasi Buang Disini.
Aplikasi Buang Disini, merupakan platform online terintegrasi yang bergerak dalam digitalisasi proses daur ulang sampah.
Chief Marketing Officer (CMO) Buang Disini, Konshika Amanai Koeswara mengatakan, start up mereka bergerak di bidang waste management.
"Jadi kami lakukan itu secara colecting dan processing sampah, melaksanakan yang namanya circular economoy," ujar Konshika, Rabu (16/11/2022).
Bermula dari mahasiswa pecinta lingkungan, sejak 2017 silam aplikasi Buang Disini bergerak dengan misi untuk mengentaskan permasalahan sampah.
Pada tahun 2020, edukasi sampah ini terus berkembang memproses sampah plastik dan di tahun 2022 menjadi start up dengan mengembangkan aplikasi mobile penanganan sampah.
Kini, ketiga orang tersebut berhasil mengelola sampah lebih dari 20 ton setiap bulannya dan menaungi sedikitnya 820 pengepul sampah atau pemulung sebagai mitra mereka.
Nampak Aplikasi Buang Disini. (Foto: Dok. Buang Disini for TIMES Indonesia)
"Sekarang kami lebih fokus ke pemulung, karena mereka yang punya supply sampah dan kedua mereka berperan besar dalam recycling," ungkapnya.
Dalam sistemnya, Buang Disini menerima sampah plastik, kardus dan minyak jelantah. Misalnya seperti plastik, nanti akan dipres atau dicacah sesuai dengan kebutuhan, kemudian diolah bersama manufaktur yang telah bekerjasama sebelumnya.
"Kalau untuk masyarakat yang ingin terhubung dengan kita, bisa pantau di Instagram kita dan menghubungi admin, lalu kalau ingin ke kantor ada di Jalan Candi Kalasan Nomer II untuk ngedrop sampah," imbuhnya.
Selain mengelola sampah, mereka juga aktif membantu mengakomodir kesejahteraan kesehatan para pemulung supaya terdaftar sebagai penerima BPJS.
"Ke depan kami berharap bisa lebih banyak kerjasama dan bergerak dalam bisnis mengelola sampah dengan berbagai pihak. Kita ingin memperluas impact kita," katanya.
Perlu diketahui, Buang Disini bahkan menjadi satu-satunya perwakilan start up dari Kota Malang yang ikut terlibat dalam Business 20 (B20) Summit sebagai salah satu rangkaian acara G20 di Indonesia pada 13-14 November 2022.
Wali Kota Malang, Sutiaji. (Foto: Humas Pemkot Malang for TIMES Indonesia)
Sejalan dengan itu, Wali Kota Malang, Sutiaji menyebutkan bahwa pengolahan sampah harus dilakukan dari hulu ke hilir. Apalagi, inisiatif-inisiatif ekonomi sirkular di Kota Malang harus di dorong guna memberikan nilai dan manfaatnya.
"Inisiatif ekonomi sirkular yang mengubah sampah menjadi berkah di Kota Malang sudah mulai banyak dilakukan. Dari berbagai bahan daur ulang bisa mempunyai valuasi tinggi," tuturnya.
Kini, pengurangan sampah di Kota Malang sendiri sudah mencapai prosentase 24,14 persen dari total potensi timbunan sampah sebanyak 687 ton setiap harinya.
Selain keberadaan bank sampah, startup juga perlu ada guna menunjang tata kelola sampah agar bisa bermanfaat.
Oleh sebab itu, Sutiaji meminta untuk pengelolaan sampah di Kota Malang harus melibatkan semua elemen masyarakat dengan dilandasi kesadaran hidup bersih dan minim sampah.
"Benang merahnya, peran semua pihak krusial. Tidak mungkin pemerintah sendirian. Dengan cara apa, ya hexahelix harus jalan. Maka menggandeng semua yang ingin berkolaborasi untuk menguatkan ekosistem pengelolaan sampah berkelanjutan di Kota Malang," ujarnya. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |