TIMES MALANG, POSO – Korps Relawan Bencana Himpunan Psikologi Indonesia (KRESNA HIMPSI) menggelar Psychosocial Support Program bagi anak-anak yang terdampak gempa bumi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Program ini menjadi bagian dari upaya pemulihan psikologis pascabencana, khususnya bagi peserta didik dari jenjang PAUD hingga SMP.
Kegiatan tersebut merupakan kelanjutan dari program capacity building bagi guru yang sebelumnya dilaksanakan di Aula BPMP Provinsi Sulawesi Tengah pada 20–21 November 2025. Sementara pendampingan bagi siswa dilaksanakan pada 23–26 November 2025 di sejumlah sekolah terdampak gempa.
Program untuk anak dirancang sesuai dengan kelompok usia. Untuk siswa PAUD, TK, dan SD, KRESNA HIMPSI menghadirkan program bertajuk “Rumah Gembira”, sedangkan bagi siswa SMP dikemas dalam program “Menjadi Lebih Kuat”. Materi yang diberikan mencakup pelatihan berbasis permainan, penguatan emosi, hingga simulasi penyelamatan diri atau Integrated Drill Procedure.

Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan meliputi pelatihan siswa PAUD, TK, dan SD pada 23–25 November 2025, pelatihan siswa SMP pada 24–25 November 2025, serta puncak kegiatan berupa pentas seni dan simulasi kebencanaan pada 26 November 2025.
Secara keseluruhan, program ini menyasar 31 sekolah terdampak bencana dengan total 1.625 siswa, terdiri atas 43 siswa PAUD, 96 siswa TK, 1.005 siswa SD, dan 481 siswa SMP.
Sekretaris KRESNA HIMPSI, Nur Afni Indahari Arifin, M.Psi., Psikolog, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan respons atas gempa bumi berkekuatan sekitar 5,8 magnitudo yang mengguncang Desa Ueralulu, Kecamatan Poso Pesisir, pada 17 Agustus 2025. Gempa tersebut berdampak pada kondisi fisik lingkungan, bangunan sekolah, serta kesehatan psikologis anak-anak dan tenaga pendidik.
“Pasca gempa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melibatkan HIMPSI sebagai mitra ahli untuk melihat dan menangani dampak psikologis yang dialami peserta didik dan guru,” ujar Nur Afni.
Sebagai langkah awal, pada 18 September 2025, HIMPSI telah melakukan pengukuran dampak psikologis pascabencana terhadap 456 siswa, yang terdiri dari 316 siswa SD dan 119 siswa SMP. Hasil asesmen menunjukkan lebih dari separuh siswa mengalami kecemasan, ketegangan, dan kekhawatiran berulang. Sebanyak 61,18 persen mudah merasa takut dalam situasi tertentu, 14,25 persen mengalami gangguan tidur, serta 13,6 persen mengalami mimpi buruk dan kecemasan terkait tidur.
Temuan tersebut mengindikasikan perlunya intervensi psikologis yang berkelanjutan, khususnya bagi anak-anak sebagai kelompok rentan. Menindaklanjuti hasil asesmen tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah bekerja sama dengan HIMPSI melalui KRESNA HIMPSI untuk melaksanakan program dukungan psikososial yang mencakup asesmen lanjutan, trauma healing, serta simulasi kesiapsiagaan bencana.
KRESNA HIMPSI sendiri merupakan wadah relawan psikolog kebencanaan yang dibentuk pada 22 November 2022. Organisasi ini berfokus pada layanan psikologi kebencanaan, mulai dari upaya preventif, promotif, kuratif, hingga rehabilitatif.
Dalam pelaksanaan program di Poso, KRESNA HIMPSI melibatkan sekitar 100 psikolog dan ilmuwan psikologi dari HIMPSI Pusat dan KRESNA, serta berkolaborasi dengan HIMPSI Wilayah Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat. Seluruh tim telah dibekali pelatihan agar mampu menjalankan peran sebagai trainer dan fasilitator secara optimal. Khusus untuk simulasi penyelamatan diri, KRESNA HIMPSI bekerja sama dengan BPBD Kabupaten Poso dan Kota Palu.
Program pendampingan ini dirancang secara interaktif, menggabungkan materi edukatif dan permainan yang bertujuan mendukung pemulihan psikologis penyintas sekaligus memperkuat kesiapsiagaan menghadapi situasi darurat di masa depan. Puncak kegiatan ditandai dengan pentas seni yang digelar pada 26 November 2025 di 17 titik di Kabupaten Poso.
Pada salah satu pentas seni yang berlangsung di Lapangan Tangkura, hadir Bupati Poso yang diwakili Asisten II Abdul Kahar Latjare, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Poso Roy Pesudo, serta para kepala sekolah dan pengawas sekolah setempat.
Melalui program ini, KRESNA HIMPSI berharap dapat membantu pemulihan psikologis anak-anak penyintas bencana agar lebih tangguh, sekaligus memperkuat kesiapsiagaan sekolah dalam menghadapi potensi bencana di masa mendatang.
Sementara itu, HIMPSI sebagai organisasi profesi psikolog di Indonesia berharap kerja sama dengan Direktorat PKPLK dapat terus berlanjut guna mendukung program pemerintah dalam mewujudkan satuan pendidikan aman bencana dan membangun generasi yang tangguh secara mental. (*)
| Pewarta | : Miranda Lailatul Fitria (MG) |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |