TIMES MALANG, MALANG – Jajaran Satreskrim Polres Malang masih mencoba mengungkap pelaku aksi pelemparan bus yang membawa rombongan tim Persik Kediri, usai laga kontra Arema FC, di Stadion Kanjuruhan Malang, pada Minggu (10/5/2025) malam.
"Sampai saat ini, kami masih mendalami. Sudah ada 15 saksi yang akan kami mintai keterangan, untuk menguatkan pengungkapan pelaku aksi pelemparan," terang Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Muchammad Nur, di Polres Malang, Jum'at (16/5/2025).
Menurutnya, para saksi yang dimintai keterangan ini terdiri dari beberapa pihak, mulai sopir bus dan staf manajemen pihak Persik yang berada dalam rombongan.
Selain itu, korlap dan sejumlah masyarakat yang berada di sekitar tempat kejadian saat pelemparan bus tim Persik terjadi juga turut diminta keterangan.
Selain keterangan saksi, lanjut AKP M. Nur, pihaknya juga membutuhkan beberapa bukti-bukti dan keterangan penguat yang bisa mengungkap aksi pelemparan ini.
Sementara, satu-satu bukti pelemparan yang ditemukan polisi hanya batu yang diduga digunakan pelaku pelemparan.
Namun, polisi juga mengamankan barang bukti pecahan kaca bus yang diduga akibat terkena lemparan, termasuk bus rombongan Persik yang jadi sasaran pelemparan.
Disinggung soal indikasi terduga pelaku, Kasat reskrim menyatakan masih harus mendalami keterangan para saksi terlebih dahulu.
"Masih harus kita dalami, kita minta keterangan para saksi. Juga video yang beredar, karena kejadiannya malam hari. Termasuk, (jika) ada CCTV sekitar lokasi," demikian M. Nur.
Kanit Bin Ops (KBO) Satreskrim Polres Malang, Ipda Dicka Ermantara menambahkan, semua video yang didapatkan yang berisi kejadian pelemparan sudah dikumpulkan. Baik yang dari pihak Persik, maupun yang beredar dari masyarakat.
Untuk diketahui, kejadian pelemparan bus tim Persik Kediri terjadi saat kendaraan tersebut berjalan keluar melewati pintu gerbang Stadion Kanjuruhan.
Dari video pelemparan yang beredar, bus saat itu sedang melaju ke arah barat Jalan Trunojoyo Kepanjen, hanya beberapa meter dari pintu gerbang area stadion. (*)
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Imadudin Muhammad |