TIMES MALANG, MALANG – Econella, perusahaan rintisan yang berasal dari Sulawesi Selatan ini berhasil memenangkan "The East Hub Business Plan Competition" hasil kolaborasi Binus Malang dan Ngalup.co. Program kompetisi ide bisnis yang berhadiah total Rp90 juta ini juga diikuti entrepreneur muda di Jawa Timur dan Indonesia Timur. 

Econella merupakan startup yang bergerak di bidang bioenergi dan menghasilkan produk bioaditif yang teruji untuk efisiensi BBM dan dekarbonisasi emisi melalui penerapan ekonomi sirkuler yang sedang diminati banyak pihak. Saat ini, satu botol produk Econella yang berisi 10 ml dapat menghemat 20 persen penggunaan bahan bakar. 

Produk ini memberikan nilai tambah dengan memanfaatkan bahan hasil pertanian reject dan limbah pertanian sebagai bahan bakunya. Perusahaan yang dirintis oleh Fitrawan Mufly Haskari ini, memiliki cita-cita untuk bisa menguasai pasar di Indonesia Timur di masa yang akan datang. 

Saat ini, Econella hanya dapat memproduksi 50 buah per hari untuk memenuhi kebutuhan satu desa di Sulawesi Selatan. Menurut Fitrawan, saat ini permintaan juga tengah meningkat. 

"Tapi memang masih terkendala untuk bisa memenuhi kebutuhan pasar itu. Tapi dengan hadiah yang kita dapat Rp25 juta dari kompetisi ini nanti bisa kita fungsikan untuk meningkatkan kapasitas produk," ujar Fitrawan,  dalam keterangan pers, Jumat (9/12/2022).

Selain Econella, ada juga startup lain yang juga menjadi juara. Juara kedua yang mendapatkan Rp20 juta ini adalah startup asal Probolinggo, Jawa Timur, yaitu Maggree. Startup ini merupakan perusahaan rintisan biokonversi dengan mengubah sampah organik menjadi protein yang berkelanjutan untuk pakanternak. 

Kemudian, juara ketiga yang mendapatkan Rp15 juta adalah startup asal Malang, Jawa Timur, yakni Kargoin. Startup ini merupakan perusahaan rintisan yang bergerak di bidang logistik dan distribusi. Membantu brand lokal dalam proses logistik dan pergudangan melalui teknologi dengan prinsip berkelanjutan. 

Para pendiri Maggreen dan Kargoin sendiri merupakan mahasiswa program studi Entrepreneurship Business Creation dari Binus Malang. Program ini dirancang untuk mendidik mahasiswa dalam mempelajari hal-hal yang diperlukan, seperti pengetahuan dan keterampilan, serta jejaring, untuk mengembangkan bisnisnya sendiri.

Sementara, Direktur Kampus Binus Malang, Robertus Tang Herman mengucapkan selamat bagi para startup-startup yang telah memenangkan kompetisi ini.

“Saya memberikan ucapan selamat kepada para pemenang. Semoga ilmu yang didapat bermanfaat untuk membantu pengembangan daerah dan melahirkan inovasi baru," ungkapnya.

Program ini, lanjut Robertus, ditujukan bagi entrepreneur muda yang akan menjadi tonggak pembangunan ekosistem entrepreneur di wilayah Jawa Timur dan Indonesia Timur.

"Tentunya ini jadi tahap menuju pembangunan ekosistem entrepreneur muda Indonesi," katanya. 

Terpisah, CEO Ngalup.co, Andina Paramitha menambahkan bahwa sesuai dengan misinya, yakni berkolaborasi dengan akademisi, harapannya bisa memberikan manfaat besar bagi pelaku usaha, khususnya di Indonesia Timur.

"Ini juga harapannya mampu mengembangkan berbagai potensi dan menggerakkan ekosistem lain di kawasan tersebut agar lebih berkembang dengan memberikan pembelajaran, pengalaman serta network untuk membangun bisnisnya," tuturnya.

"Semoga juga bisa konsisten mendukung dan berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan sumber daya," pungkasnya.

Sebagai informasi, The East Hub Business Plan Competition ini diselenggarkan oleh Binus Malang yang berkolaborasi dengan Ngalup Collaborative Network (Ngalup.co), yang diselenggarakan pada tanggal 14 hingga 29 November 2022 secara online.

Kompetisi ini, diikuti oleh puluhan peserta dari kawasan Indonesia Timur dan Jawa Timur, dengan total hadiah Rp90 juta.

Selama kompetisi berlangsung, telah terpilih 10 finalis startup yang berasal dari 7 provinsi di Jawa Timur dan Indonesia Timur. Sebelum berkompetisi, peserta “The East Hub Business Plan Competition” mendapatkan pendampingan dan sejumlah webinar dari mentor yang telah sukses dan berasal dari Indonesia Timur, antara lain Kitong Bisa dari Papua, untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuannya dalam mengembangkan model bisnis yang mumpuni. (*)