TIMES MALANG, MALANG – Malang Autism Summit 2024 (MAS 24) bakal menjadi agenda konferensi internasional pertama di Indonesia yang mengulas tentang autisme. Kegiatan yang akan digelar di Malang Creative Center (MCC) mulai 3-5 Oktober 2024 itu membawa misi menggaungkan kesadaran tentang autisme. 

Acara bertajuk "Menciptakan Perubahan Positif Melalui Pribadi yang Tegas dan Aksi Komunitas" itu juga bakal diwarnai berbagai kegiatan. Mulai Konferensi Umum hingga Workshop/Lokakarya. Seminar dan lokakarya ini akan menghadirkan para pakar internasional dan lokal, termasuk akademisi, peneliti, aktivis dan pembuat kebijakan.  

Tak hanya itu, nantinya juga akan ada Training/Pelatihan bersama para pakar yang difokuskan untuk membekali para pendidik dengan keterampilan dan strategi untuk mendukung anak anak autisme di lingkungan pendidikan. 

Kemudian, akan ada Screening pemeriksaan autisme gratis untuk anak anak serta Pameran Dagang yang menampilkan produk dan layanan terbaru di bidang perawatan autisme. 

Malang Autism Summit 2024 ini bakal mendorong dan memfasilitasi tindakan afirmatif dalam mengatasi autisme. Konferensi ini akan mengulas topik topik seperti terapi, penelitian dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kemandirian dan kualitas hidup anak anak autis.   

"Saya ingin memberikan ilmu pengetahuan untuk sadar terkait dengan anak anak autism di Indonesia," ujar Dr Ruwinah Abdul Karim, Clinical Director Penawar Special Learning Centre Malaysia, Selasa (24/9/2024).

Menurutnya, Malang Autism Summit 2024 bakal digelar terbuka dan gratis untuk masyarakat Indonesia. Ia menyebut, nantinya para peserta dipastikan bakal mendapat wawasan luas berkaitan dengan autisme. 

"Orang tua maupun tenaga pendidik akan diajari bagaiamana menangani anak anak autisme baik di sekolah atau di rumah. Lalu juga sistem kesehatan anak anak autism," ungkapnya.

Disisi lain, Wina mengaku memilih Malang menjadi tuan rumah Autism Summit 2024 pertama di Indonesia, karena Malang merupakan kota yang strategis. Dimana, Kota Malang terdapat masyarakat dari berbagai daerah. Terlebih, kota ini juga sebagai kota pendidikan dan kota wisata yang banyak didatangi orang dari berbagai daerah. 

Dengan begitu, ia berharap melalui kegiatan ini, pemerintah bisa lebih banyak memberikan perhatian melalui kebijakan strategis untuk anak anak autis. Di Malaysia, lanjut Wina, pemerintahnya langsung memberikan fasilitas seperti kartu anak autis setelah adanya kegiatan Autism Summit.  

"Jadi Malaysia sudah memberikan benteng untuk anak anak autis untuk mempersiapkan masa depan mereka yang semakin cerah," ucapnya. (*)