TIMES MALANG, MALANG – Direktorat Inovasi Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan workshop dan pendampingan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

Workshop yang digelar 20 September 2024 ini bertujuan memperkuat pemahaman tentang pentingnya HKI, khususnya dalam hal hak cipta dan desain industri, yang berperan besar dalam melindungi dan memajukan inovasi serta kreativitas di lingkungan akademik.

Prof. Dr. Nandang Mufti, S.Si, M.T., Direktur Direktorat Inovasi UM, menjelaskan bahwa HKI merupakan mekanisme penting dalam melindungi hasil karya akademik para sivitas.

"Universitas Negeri Malang mendukung sepenuhnya karya cipta para sivitas akademika dengan membuka keran pengajuan sebanyak-banyaknya usulan Hak Cipta dan Desain Industri," jelasnya. Direktorat Inovasi UM menargetkan untuk memproses 600 jenis usulan HKI yang akan diajukan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI).

Workshop ini juga diadakan untuk merespons perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), yang semakin memengaruhi kreativitas dan inovasi manusia.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor 3 UM, Prof. Dr. Ahmad Munjin Nasih, S.Pd., M.Ag., menyampaikan bahwa AI telah menciptakan peluang baru dalam penelitian dan pengembangan.

“Penciptaan karya oleh AI menuntut percepatan kreativitas manusia, dan temuan-temuan ini harus dapat dikomersialisasikan untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

Prof. Ahmad Munjin Nasih juga menekankan bahwa kehadiran AI membawa tantangan baru dalam regulasi HKI. Oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan yang mampu mengakomodasi inovasi berbasis AI yang semakin berpengaruh terhadap industri dan masyarakat.

Dr. Desti Nur Aini, S.S., M.Pd., yang menjadi ketua panitia, menjelaskan bahwa adanya kegiatan ini guna mendukung dan memfasilitasi para dosen, tendik, dan mahasiswa yang telah memiliki draf untuk diunggah.

Selain itu, Dr. Ir. Eko Nurmianto, MEngSc, DERT, dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, juga turut hadir sebagai narasumber utama. Beliau memaparkan strategi dan teknik pemberkasan perolehan hak cipta dan desain industri. Menurutnya, perlindungan hukum melalui HKI tidak hanya memberikan pengakuan kepada pencipta, tetapi juga mencegah penyalahgunaan karya tanpa izin serta mendorong perkembangan inovasi.

“Harapannya, dosen dan mahasiswa Universitas Negeri Malang dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, serta mengajukan lebih banyak karya untuk dilindungi melalui hak cipta dan desain industri,” ujar Dr. Eko.

Universitas Negeri Malang berharap acara ini bisa mendukung para dosen dan mahasiswa untuk terus berinovasi di tengah era teknologi AI, sekaligus memperkuat perlindungan hukum atas karya-karya yang dihasilkan. (*)